Berita

Ngembak Ghni, Momentum Perkuat Toleransi Kebhinekaan

Sukun (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang H. Moch. Anton menghadiri acara Ngembak Ghni (baca: geni_red) dan Dharmasanti yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Malang. Ia berharap, melalui acara ritual ini diharapkan akan semakin meningkatkan rasa persaudaraan umat Hindu dan juga umat beragama lain pada umumnya.

Walikota Malang H. Moch. Anton saat menghadiri upacara Ngembak Ghni di Candi Badut Malang
Walikota Malang H. Moch. Anton saat menghadiri upacara Ngembak Ghni di Candi Badut Malang

Setiap agama, terang pria yang akrab disapa Abah Anton itu, tentu mengajarkan hal-hal baik kepada para penganutnya. Maka dari itu, tidak ada agama apapun yang boleh disebut sebagai agama tidak baik. “Kita harus saling hormat menghormati, sehingga dalam menjalani kehidupan ini tidak menemui masalah yang berarti,” tuturnya.

Sejak pagi, ratusan bahkan ribuan umat Hindu Kota Malang memadati pelataran Candi Badut yang berada di bagian barat Kota Malang untuk mengikuti upacara Ngembak Ghni. Upacara yang digelar kemarin, Rabu (29/3) ini adalah salah satu rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Saka Warsa 1939 yang dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Nyepi.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, Putu Moda Arsana menyampaikan, Ngembak Ghni ini sekaligus sebagai tanda berakhirnya catur brata nyepi. Setelah menemukan kesadaran akan jati dirinya usai ritual Ngembak Ghni, maka umat Hindu akan memulai hidup baru dengan sikap mental yang kukuh, penuh kesadaran untuk mengabdi kepada Sang Hyang Widhi.

Dengan upacara ini, lanjutnya, selain untuk meningkatkan keimanan umat Hindu terhadap ajaran-ajaran agamanya, sekaligus untuk meningkatkan serta memperkuat toleransi kebhinekaan berbangsa dan bernegara demi keutuhan NKRI.

“Hal itu sesuai dengan tema yang diusung dalam perayaan Hari Raya Nyepi tahun ini, sehingga antar umat beragama terjalin hubungan baik dan saling mempunyai toleransi. Akhir-akhir ini Indonesia mendapat banyak gangguan dan rongrongan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Seperti halnya tindak terorisme yang dapat memecah belah persatuan,” terangnya.

Tindakan seperti itu, menurut Putu Moda, selain tidak sesuai dengan UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara, juga tidak sejalan dengan semangat ketika negara ini dibentuk yang terdiri dari berbagai suku dan agama. “Meski dunia ini dinamis, akan tetapi setiap manusia tidak bisa seenaknya saja, terutama yang melanggar aturan. Dengan kebersamaan dan saling toleransi, maka bangsa ini akan damai serta rakyatnya sejahtera,” pungkasnya. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content