Berita

Sepakbola Indonesia Bisa Menjadi Macan Dunia

Hingga hari ini, sebagian warga masyarakat, khususnya Malang masih ada yang mengkotak-kotakan kompetisi sepakbola yang ada di negeri ini. Terkait hal tersebut nampaknya menyita perhatian walikota Malang, Drs. Peni Suparto, M.AP yang juga ketua umum Persema Malang. Menurut orang nomor satu di Pemkot Malang itu, agar dua kompetisi (IPL-ISL) yang dinilai ada anak haram PSSI dan anak sayang PSSI segera berdamai dan bersatu, agar sepakbola Indonesia bisa menjadi macan dunia.

Ketua Umum Persema Malang, Drs. Peni Suparto, M.AP
Ketua Umum Persema Malang, Drs. Peni Suparto, M.AP

Menurut pria yang akrab disapa Inep itu, secara struktural olahraga sepakbola harus berada dibawah PSSI. “Jadi, apa yang menjadi ketetapan Ketum PSSI sebagai organisasi tertinggi sepakbola di Indonesia harus kita patuhi dan jalankan, karena sudah mendapat legalitas,” kata Inep, Sabtu (03/12).

Ditanya mengapa kasus saat ini malah membalik apa yang terjadi saat muncul LPI? Peni menyampaikan, soal bolak-balik itu gampang dan mudah. Tapi berbeda untuk menuju pada perubahan yang lebih baik itu yang tak mudah. “Saya tak mau mengatakan ISL yang ilegal dan IPL yang sah. Tapi kita tunggu keputusan final PSSI,” imbuhnya.

Selama di dunia sepakbola Indonesia masih terus ada konflik dan perpecahan, sulit sepakbola Indonesia akan jadi macan dunia. “Kita bisa menjadi macan dunia, kalau bersatu dan tanpa intervensi serta ada kepentingan pollitik pihak tertentu,” tegas politisi PDIP itu.

Lalu bagaimana solusinya? Menurut Inep, di Indonesia pernah terjadi konflik saat masa kerajaan pajapahit. “Namun, Empu Tantular dan patih Gajah Mada mampu menyelesaikannya dengan jalan budaya. Itu kuncinya. Lalu Gajah Mada dan Empuh Tantular memunculkan Bhinneka Tunggal Ika dalam menyelesaikan masalah dan berhasil menyatukan Nusantara,” sambungnya.

Selama tak diselesaikan secara budaya, persoalan di sepakbola tak akan pernah usai. Karena seluruh kepentingan masuk di dalamnya. “Saya memang seorang politis, tapi selama saya melakoni sepakbola, tahu diri. Tidak pernah mencampur adukkan politik ke dunia sepakbola. Kalau tidak demikian, tak akan pernah maju sepakbola kita,” jelas Inep.

Lebih lanjut ia mengaku, bahwa sepakbola saat ini selalu dicampur adukkan dengan politik. “Makanya semua elemen harus sadar dan mengakhiri semua itu. Mari bersatu, bangun sepakbola yang bersih dari politik. Sepakbola ada dunianya sendiri. Dengan demikian, semua akan berjalan sesuai tupoksinya masing-masing,” tegasnya. (say/dmb)

You may also like

Skip to content