Berita

Ketua PWM Jatim: Jika Ikhlas Akan Militan

Dengan terpilihnya kembali Soekarwo sebagai Gubernur Jawa Timur beberapa waktu lalu, merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kaum Muhammadiyah. Soekarwo mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap Muhammadiyah, dan menganggap sebagai salah satu kekuatan besar yang tidak bisa diabaikan keberadaannya.

Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. Thohir Luth, MA menyampaikan tausiyahnya, Minggu (8/12)
Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. Thohir Luth, MA menyampaikan tausiyahnya, Minggu (8/12)

Muhammadiyah sangat bersyukur dan sudah tepat memberikan dukungan kepada Soekarwo saat Pilgub lalu. Posisi organisasi Muhammadiyah terkuat di Jawa Timur, karena organisasinya terpusat. Artinya, oraganisasi dari daerah sampai pusat menjadi satu garis/kolektif kolegial. Hal inilah yang membedakan Muhammadiyah dengan organisasi lain, dan akan menjadi suatu kekuatan yang besar.

Beberapa hal itulah yang disampaikan oleh Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. Thohir Luth, MA, pada acara pengajian dan rapat koordinasi Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang yang bertemakan “‘Menggairahkan semangat ber-Muhammadiyah dalam menyongsong tahun 2014″, di kantor PDM Kota Malang, Jalan Gajayana 28 B, Minggu (08/12).

Tahun 2014, lanjut Thohir, merupakan tahun politik, dimana nantinya akan ada pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden. Dalam konteks ini, ia memberikan kebebasan bagi anggota/ kader Muhammadiyah. “Kami mempersilahkan/tidak akan mengarahkan harus memberikan suara atau hak pilihnya ke salah satu partai politik (parpol) manapun,” paparnya.

“Kami memberikan kebebasan dan tergantung dari masing-masing pimpinan daerah selaku penanggung jawab. Seperti halnya pada Pilwali Kota Malang kemarin, Muhammadiyah melalui Partai Amanat Nasional (PAN) yang memberikan dukungan kepada Heri Pudji Utami, meskipun saya sudah memprediksi jika dia tidak akan menang. Masyarakat kita sudah cerdas, dan paham harus memberikan hak pilihnya kepada calon pemimpin yang mana,” urai Thohir.

Masih menurut Thohir, tanpa Muhammadiyah, pemerintahan tidak akan mulus dan Muhammadiyah tanpa pemerintah akan tersendat. Akan tetapi kita jangan terlalu dekat dan terlalu menjaga jarak dengan pemerintah. “Keberadaan kita dalam muhammadiyah harus dalam konteks ibadah kepada Allah SWT, meskipun nantinya akan muncul misi-misi yang lain. Kalau sudah seperti itu, maka akan terlahir kader yang militan,” imbuhnya.

Dalam perjuangan di Muhammadiyah, lanjut Thohir, kita butuh suatu keikhlasan dan kader yang militan, sehingga nantinya saat ada permasalahan dalam perjuangan itu sendiri, segera ditemukan solusi terbaiknya.

“Kami berharap, di Muhammadiyah akan tercipta mujtahid-mujtahid yang berkarakter. Dan kita merupakan mujtahid, meskipun dalam skala mikro. Dalam berjuang kita harus ikhlas karena Allah SWT, dan jangan selalu mengatakan, kalau bukan saya tidak akan lebih baik,” tuturnya.

“Agar kita bisa ikhlas, maka kita harus bisa mengorbankan kepentingan pribadi untuk kemaslahatan umat. Selain itu, jangan lupa untuk selalu beristighfar agar ibadah tidak hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban. Yang tak kalah penting juga adalah mensucikan niat kita untuk mencari ridho Allah SWT. Sehingga, selain akan timbul rasa ikhlas, nantinya akan bermunculan kader-kader Muhammadiyah yang militan,” jelas Thohir.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PDM Kota Malang, Rif’an Maskur, yang mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk melahirkan kader-kader Muhammadiyah yang berkualitas. “Semua sub bidang yang ada di PDM Kota Malang akan kita maksimalkan, seperti halnya pengajian rutin, pengkaderan, dan sebagainya,” tambahnya. (say/dmb)

You may also like

Skip to content