Berita

Kunker ke Kota Malang, Bupati Gunung Kidul Tertarik Kampung Tematik dan NCC

Klojen (malangkota.go.id) – Bupati Gunung Kidul, Hj. Badingah, S.Sos mengaku takjub dengan perkembangan pembangunan di Kota Malang dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Hal itu diungkapkannya saat Bupati Gunung Kidul bersama rombongan dari Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Gunung Kidul itu melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Malang dan diterima langsung oleh Wali Kota Malang H. Moch. Anton didampingi Kepala OPD di lingkungan Pemkot Malang di Ngalam Command Center (NCC) yang terletak di Balai Kota Malang, Jumat (22/12).

Wali Kota Malang dan Bupati Gunung Kidul bertukar cinderamata

Dalam sambutannya, Hj. Badingah mengaku sangat tertarik dengan adanya Kampung Tematik yang masif dibangun di Kota Malang. Hal itu, seperti yang disampaikannya, merupakan bentuk inovasi yang patut diapresiasi dan akan diadopsi oleh Pemkab Gunung Kidul untuk mendukung potensi wisata alam yang sudah terkenal di dunia internasional.

“Salah satu alasan kenapa kami lakukan kunker ke Kota Malang adalah karena tertarik dengan wisata buatan seperti kampung tematik yang terkenal di Indonesia. Kabupaten Gunung Kidul ingin adopsi Kampung Tematik,” kata Badingah.

Selain ingin mengadopsi Kampung Tematik, Kabupaten Gunung Kidul juga tertarik mengadopsi Ngalam Command Center yang merupakan bagian menuju pelayanan publik yang prima serta menjalankan pemerintahan berbasis teknologi dan informasi terkini.

Bukan itu saja, penataan Kota Malang termasuk di dalamnya pembangunan taman dan upaya mewujudkan daerah yang bersih juga menjadi salah satu tujuan rombongan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul melakukan agenda kunker.

Kerap mendapatkan predikat kota bersih dengan meraih Adipura Kencana, menurut Badingah adalah bukti keberhasilan Pemkot Malang dalam dua hal tersebut, sehingga perlu kiranya untuk mengetahui inovasi dan program yang telah dijalankan di Kota Malang.

“Saya juga ingin sekali tahu bagaimana Pemkot Malang menata kota agar bisa asri dan selalu dapat Adipura setiap tahunnya. Ini bagi kami cukup penting untuk diadopsi di (Kabupaten) Gunung Kidul,” tukasnya.

Pola pembangunan dengan menggunakan dana non-APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) atau dengan skema dana dari Corporate Social Responsibility (CSR), imbuh Badingah, merupakan salah satu terobosan  yang baik dari Kota Malang, sehingga hal itu juga ingin dipelajari.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Pak Wali Kota (Malang) dan seluruh jajarannya yang telah menerima kedatangan kami,” ucap Badingah.

Sementara itu, Wali Kota Malang H. Moch. Anton, dalam paparannya menyampaikan bahwa Kota Malang secara geografis hanya memiliki luas 110 kilometer persegi dengan jumlah penduduk asli dan pendatang kurang lebih 1,2 juta jiwa. Kondisi itu menyebabkan Pemkot Malang harus terus menggali inovasi dan kreasi agar pembangunan bisa berjalan dengan baik.

Salah satu bukti kreasi dan inovasi itu, lanjut wali kota yang akrab disapa Abah Anton itu, adalah hadirnya kampung-kampung tematik. Kampung Warna-Warni, Kampung Tridi hingga Kampung Glintung Go Green (3G) lahir dari inovasi dan kreasi berkat sinergitas antara masyarakat dan pemerintah.

“Kampung tematik di Kota Malang saat ini sudah terkenal. Bahkan Kampung 3G mewakili Indonesia di event Guangzhou International Award for Urban Innovation dan masuk Top 15 besar menyisihkan ratusan kota lain di dunia,” kata Abah Anton.

Kehadiran 76 kampung tematik di Kota Malang, lanjut Abah Anton, tidak saja mengubah wajah kota (Malang) menjadi lebih indah, melainkan juga mengubah pola pikir dan meningkatkan daya perekonomian masyarakat.

Seperti di Kampung Warna-Warni yang dulu terkenal sebagai kampung kumuh, kini berhasil menjadi kampung yang banyak didatangi wisatawan, baik dalam negeri maupum mancanegara. Kondisi yang sama juga berlaku bagi Kampung Glintung yang awalnya terkenal langganan banjir, tapi kini menjadi kampung asri dan tidak pernah banjir lagi.

“Pembangunan kampung tematik itu karena kita membalik sistem dari awalnya top down menjadi bottom up, dimana ide dan kreasi dari masyarakat kita tampung dan kita bantu realisasi,” jelas Abah Anton lagi.

Dalam bidang ekonomi, Abah Anton juga menjelaskan jika saat ini kondisi perekonomian di Kota Malang lebih baik dari waktu ke waktu dan bahkan pertumbuhannya sudah mencapai angka 5,61 persen atau tertinggi di Jawa Timur dengan prosentasi inflasi yang sangat rendah.

“Kita juga dirikan Malang Creative Fusion, dimana didalamnya menggerakkan sektor ekonomi kreatif dan berisi para anak muda dan warga yang ahli di bidang itu,” tutur Abah Anton.

Guna mendukung wisatawan yang datang ke Kota Malang, pemerintah juga telah menyediakan bus wisata gratis yang diperoleh dari dana CSR. Terkait dana CSR, Wali Kota Malang juga mengatakan jika saat ini banyak perusahaan yang sedang mengantre untuk memberikan dana sosialnya untuk pembangunan. Hal ini memiliki dua hal positif sekaligus, yakni pembangunan terealisasi dan tidak membebani APBD.

“Khusus untuk Ngalam Command Center memang kita bangun dengan tujuan mengikuti tren dan perkembangan zaman. Disini kita ada Sambat Online, bagaimana warga secara cepat melakukan aduan permasalahan dan itu segera kita tindak lanjuti. Kita kemarin bersama jajaran kepolisian dan stake holder lain sudah melakukan demo bagaimana kecepatan reaksi dari aduan ini ditanggapi pemerintah,” kata Abah Anton. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content