Berita

Kota Malang Masuk Sepuluh Nominasi Kota Kreatif Indonesia

Blimbing (malangkota.go.id) – Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) menetapkan Kota Malang masuk sebagai salah satu dari sepuluh nominator kota/kabupaten kreatif. Seperti yang dilansir dari  portal milik BeKraf, sepuluh kota/kabupaten yang masuk nominasi meliputi Kota Malang, Kota Palembang, Kabupaten Majalengka, Kota Semarang, Kabupaten Rembang, Kota Surakarta, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan, Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar.

Wali Kota Malang menyampaikan komitmen membangun ekonomi kreatif sudah tertuang secara tegas dalam salah satu misi Kota Malang

Tanggal 18 Juni 2019 nanti akan dilakukan tahap finalisasi penilaian melalui paparan di Jakarta (oleh kepala daerah) dihadapan tim juri, dan akan ditetapkan empat role model kabupaten/kota kreatif Indonesia.

Yang menarik dan berbeda dibanding daerah lain, Kota Malang masuk nominasi pada subsektor aplikasi dan game. “Ini baru pertama dan satu-satunya. Daerah-daerah lain kebanyakan bergerak pada subsektor kuliner, kriya atau fashion. Kota Malang sangat spesifik dan kekinian, tentu ini jadi poin tersendiri,“ demikian diutarakan Loli Amalia Abdullah, Tim PMK3I Deputi Infrastruktur BeKraf pada saat melakukan pertemuan dengan empat aktor ekonomi kreatif (komunitas kreatif, OPD, akademisi dan pelaku bisnis) di Ivory Room Hotel Atria, Kamis (13/6/2019).

Ditambahkannya, tingkat pengangguran terbuka untuk Kota Malang cenderung disumbang oleh (lulusan) perguruan tinggi yang tidak kembali ke daerahnya dan menetap serta beraktivitas di Kota Malang. Keberadaan ekonomi kreatif khususnya komunitas startup dan atau game developers menurutnya mampu mewadahi para sarjana dari berbagai disiplin ilmu.

“Karena bicara aplikasi, bicara game itu tidak hanya bicara IT tapi juga ada pelibatan aspek psikologi, aspek manajemen, aspek seni serta yang lainnya sehingga ke depan sektor ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game di Kota Malang mampu menjadi rujukan ideal,“ jelas Loli.

Dalam kaitan itu, Bekraf(Badan Ekonomi Kreatif) melalui Deputi Insfrastruktur memiliki salah satu program unggulan yaitu penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia(PMK3I). Kegiatan PMK3I merupakan kegiatan yang di lakukan untuk membantu kabupaten/kota di seluruh indonesia untuk mengenali potensi Ekonomi Kreatif di wilayahnya sebagai penggerak roda perekonomian kabupaten/kota tersebut.

Tujuan utama dari program ini adalah Pemerintah Daerah di Indonesia dapat mengenali potensi Ekonomi Kreatif unggulan di wilayahnya sehingga dapat berjejaring dengan pelaku kreatif di simpul geografis maupun simpul subsektor lainnya. Proses penilaian melibatkan empat aktor yaitu Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah Daerah dan lima proses rantai ekonomi kreatif kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi.

Tercatat ada 347 kabupaten/kota yang telah tergabung sebagai kota/kabupaten kreatif. Kemudian terpilih hanya 55 kabupaten/kota yang lolos dalam uji petik, dan terpilih 10 kabupaten/kota yang masuk nomimasi dalam penentuan penilaian akhir di Jakarta pada 18 Juni 2019.

Sementara itu Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengatakan bahwa komitmen membangun ekonomi kreatif sudah tertuang secara tegas dalam salah satu misi Kota Malang dan telah dipayungi dalam peraturan daerah.

“Ini memperlihatkan keseriusan kami (Pemkot Malang) dalam mengarusutamakan sektor ekonomi kreatif sebagai tulang punggung pembangunan daerah. Karenanya atas kepercayaan untuk menjadikan Kota Malang sebagai daerah unggulan, tentu akan menjadi pemicu sekaligus pemacu untuk terus menguatkan pertumbuhan sektor ekonomi kreatif dan khususnya potensi potensi pelaku bidang game dan aplikasi,” terangnya.

Sutiaji yakin dengan komunitas dan pelaku game developers di Kota Malang yang tumbuh dan berkembang secara subur, akan menjadi salah satu solusi untuk menekan angka pengangguran terbuka di Kota Malang. (hms/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content