Malang, MC – Bagi sebagian besar orang, sampah merupakan sesuatu yang menjijikkan. Namun, tidak bagi sebagian orang lainnya termasuk para staf Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang. Setiap hari mereka bergelut dengan timbunan sampah.

Pak Nawari saat bekerja memilah sampah

Salah satunya adalah Pak Nawari. Sehari-harinya, pria paruh baya ini berdinas di rumah pilah, kompos dan daur ulang (PKD) Gadang Kota Malang. Di antara kawannya, memang Pak Nawari terlihat yang paling senior secara usia. Keriput di wajahnya tak memudarkan semangat untuk melakukan pekerjaan yang kadang dianggap remeh ini.

Di tempat PKD Gadang inilah, dirinya bersama beberapa kawannya bekerja di antara sampah yang menggunung dan bau yang tidak sedap, memilah beragam jenis sampah. Begitulah pekerjaannya, memisahkan sampah organik dan anorganik, sampah kering dan basah terlihat sepele memang, namun tak semua orang bisa dan mau melakukannya. Pria berusia 56 tahun ini menuturkan bahwa ia mencintai pekerjaannya.

“Saya senang aja, masalahnya kan juga sudah kerjaannya. Kalau dukanya, sampah kan banyak orang yang gak suka gitu. Ya gitulah sampah,” tuturnya sembari tersenyum, Jumat (18/2/2022).

Nawari menceritakan bahwa hampir 20 tahun dirinya sudah bergabung bersama DLH. Duduk di antara gunungan sampah, dengan cekatan ia memilah sampah. Lalu menyalakan sebuah mesin untuk salah satu proses pengayakan kompos. Itu adalah beberapa aktivitas hariannya sejak tahun 2003.

“Di sini tiap hari kita milah sampah. Yang organik seperti sisa makanan, sayur dan buah, daging, daun, dan lainnya dijadikan kompos. Sedangkan untuk barang bekas yang masih bisa dipakai seperti botol kadang ada masyarakat yang mengambil dan ada juga yang dibawa ke bank sampah,” terangnya, di sela-sela aktivitas.

Lebih lanjut ia menerangkan proses pembuatan kompos di PKD. Habis dipilah terus ditumpuk, disiram biosun (larutan aktivator), dan ditutup pakai terpal kayak gini. “Proses pembusukan ini nunggu empat minggu, baru digelar terus diayak. Ya kira-kira hasil komposnya ada 50 karung sekali produksi,” ceritanya penuh semangat.

Kompos yang sudah dikemas dalam plastik akan diberikan kepada masyarakat secara gratis. DLH Kota Malang memang terus memaksimalkan rumah PKD untuk memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna bagi masyarakat Kota Malang.

Di Hari Peduli Sampah yang jatuh pada 21 Februari ini, Nawari berharap setiap orang punya kesadaran untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat dan kalau bisa membuat sampah menjadi sebuah barang yang berguna seperti kompos. (ari/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content