Artikel Seni Budaya dan Pariwisata

Kembangkan Batik Malang, Pegiat Kampung Budaya Polowijen Bentuk Asosiasi Batik Malang

Malang, (malangkota.go.id) – Dalam rangka menghidupkan kembali gairah batik Malang usai pandemi Covid-19, Pegiat Kampung Budaya Polowijen, Isa Wahyudi punya langkah strategis. Pria yang akrab dipanggil Ki Demang ini memelopori terbentuknya Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Kota Malang, Jumat (21/10/2022).

Isa Wahyudi akrab dipanggil Ki Demang, memelopori terbentuknya Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Kota Malang, Jumat (21/10/2022).

Isa Wahyudi mengungkapkan sudah ada 30 pengusaha batik dan pengrajin batik yang tergabung dalam asosiasi yang dikelolanya. Hal ini dilakukan untuk membantu agar dunia perbatikan di Kota Malang bisa berkembang pesat.

“Dari 30 pengusaha dan pengrajin batik yang kami kelola ada yang sukses go internasional. Namun ada juga yang masih di lokal Malang saja. Beragamnya asal anggota kami menjadi kekuatan untuk bisa saling belajar dan saling membantu,” jelas Ki Demang.

Ki Demang menambahkan karena asosiasi adalah afiliasi, pasti ke depannya akan meminta kepada dinas terkait untuk membina. Ini juga dikuati oleh batik-batik di Malang yang sudah maju seperti Batik Sundari dan Batik Claket.

Ke depannya, Ki Demang juga menyebutkan asosiasi batik Malang ini akan membentuk koperasi salah satu di antaranya koperasi nanti mencari bahan baku batik bersama. Pasalnya dengan mendatangkan bersama, bahan baku tentunya ongkos produksi batik bisa terus ditekan.

Ke depan yang ditonjolkan akan mengangkat batik-batik yang bernuansa heritage, termasuk juga menonjolkan ikon Arema. Terlebih saat ini Malang Raya sedang berduka setelah adanya tragedi di Stadion Kanjuruhan. “Kami ingin melalui batik bisa mengangkat semangat dan jiwa arek-arek Malang yang tercermin dari lambang singa,” terangnya.

Selain itu, dia menyebutkan nantinya pembatik Kota Malang bisa semakin banyak berkarya dengan menggali kekayaan seni dan budaya di Malang. Di antaranya yang terdapat di relief-relief candi yang ada di Malang, di arca-arca dan kekayaan budaya yang ada di museum Kota Malang dan lain-lain.

“Kita juga minta tolong kepada sejarawan, arkeolog maupun seniman seniman yang lain untuk bersama sama untuk penggalian,” sambungnya.

Selain menarik, Ki Demang menyebutkan sebagai pengrajin tentunya ingin karya-karya yang dibuat bisa lebih dinikmati. Di mana inti dari batik itu sendiri sebenarnya sederhana, yaitu batik sudah bisa dibuat dengan berbagai motif yang bisa menceritakan.

“Tentu saja batik bagaimana caranya bisa laku dan dipakai. Jangan sampai batik hanya disimpan saja,” tegas Isa. (cah/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content