Kedungkandang (malangkota.go.id) – Selama tahun 2022 dari sejumlah bencana yang melanda, banjir dan pohon tumbang masih banyak terjadi di Kota Malang. Beberapa daerah rawan banjir diantaranya di kawasan Kelurahan Sawojajar, Bareng dan kawasan Jalan Soekarno-Hatta. Hal ini dipicu oleh saluran air yang semakin mengecil yang disebabkan banyak bangunan yang melanggar aturan.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Prayitno

Tak hanya drainase, sungai-sungai besar pun banyak yang mengalami penyempitan atau pendangkalan. Seperti Sungai Brantas, Bango dan Amprong yang sebagian besar disebabkan ulah manusia. Misalnya kebiasaan membuang sampah dan tidak menjaga kebersihan sungai.
Sedangkan daerah rawan pohon tumbang ada di wilayah Kedungkandang, karena hingga saat ini banyak pohon yang usianya sangat tua dan dipicu angin kencang.

Beberapa hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kota Malang, Drs. Prayitno, MAP saat dihubungi via ponselnya, Rabu (4/1/2023). Di tahun 2023 ini, guna terus menekan terjadinya bencana dan meminimalisir kerugian warga, pihaknya akan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak. Diantaranya BMKG, 57 kelurahan tangguh dan menyiagakan personel.

Selain itu, disampaikannya bahwa BPBD telah membentuk pos lapangan yang ditempatkan di lima kecamatan dengan 50 personel. Tim ini juga dilengkapi berbagai peralatan, seperti tenda untuk kebutuhan dapur umum, pelampung, helm dan lain-lain. “Kami juga melengkapi dengan peta risiko guna pemetaan kerawanan bencana,” imbuh Prayitno.

Ditambahkannya, dalam waktu dekat BPBD juga akan meluncurkan aplikasi terkait kedaruratan dan bisa digunakan masyarakat. Aplikasi ini fungsinya untuk melaporkan kejadian bencana, kerugian dan potensi bencana. Dengan adanya aplikasi ini nantinya petugas BPBD dalam waktu singkat dapat mengetahui daerah-daerah terdampak bencana.

“Kami saat ini juga sedang mengajukan penambahan peralatan, seperti perahu donat dan gergaji mesin. Semoga segera bisa terlaksana, agar kerja personel lebih maksimal lagi,” harap Prayitno.

Untuk bangunan yang melanggar aturan, dijelaskannya itu nanti menjadi ranah DPUPRPKP dan Satpol PP untuk penegakan peraturan daerah-nya. “Kami mengimbau agar masyarakat memperhatikan aturan dan tata letak ketika hendak menambah bangunan. Jangan sampai di sepadan sungai atau mengganggu saluran air agar tidak memicu bencana.

Begitu juga untuk saat ini, karena cuaca terkadang ekstrem, Prayitno mengingatkan kepada warga masyarakat agar selalu waspada. “Secara umum, Kota Malang masih tergolong daerah rawan bencana sehingga semua diimbau selalu waspada,” pungkasnya. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content