Dengan terbentuknya Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Malang Raya, diharapkan para jurnalis televisi bisa lebih solid dan mempunyai tanggung jawab kerja yang lebih baik lagi. Dengan adanya wadah organisasi ini, maka para pemburu berita ini juga diharapkan lebih profesional.
Hal itulah yang disampaikan oleh ketua IJTI terpilih, periode 2014-2017, Hendro Mardiko, sesaat setelah acara pelantikan di Hotel Gajah Mada, Sabtu (07/12) malam. Menurutnya, selain untuk meningkatkan advokasi, IJTI korda Malang Raya nantinya juga akan meningkatan kompetensi serta menyejahterakan ekonomi para anggotanya,” sambung wartawan ANTV itu.
Sementara itu, Hendriyana Yadi, ketua IJTI pusat yang saat itu melantik pengurus IJTI Korda Malang Raya, menyampaikan bahwa pihaknya merasa bangga dan luar biasa dengan diselenggarakannya pelantikan ini. “Pertelevisian sangat dibutuhkan masyarakat, karena sebagian besar masyarakat kita mengandalkan televisi untuk memeperoleh informasi,” ujarnya.
Ditambahkannya, begitu juga dengan kalangan pejabat, calon pemimpin bangsa, politikus hingga warga masyarakat biasa, informasi dari televisi sangat mereka butuhkan. “Oleh sebab itulah, kita sebagai jurnalis harus mempunyai kemampuan yang baik dalam menyajikan berita atau informasi. Bad news is good news harus segera dihilangkan. Keduanya harus berdiri sendiri, agar tidak berdampak negatif pada kehidupan berbangsa ini,” sambung Yadi.
Sedangkan kalau berbicara masalah kesejahteraan, lanjut Yadi, seorang jurnalis harus kompeten terlebih dahulu, karena tanpa kompetensi, kita tidak bisa menuntut lebih dari perusahaan. “Apalagi pada masa mendatang yang menuntut seorang jurnalis multitasking, maka kita harus meng-upgrade kemampuan kita. Teknologi semakin canggih, dan jika tidak diimbangi dengan skill yang memadai, maka tidak akan maksimal hasilnya,” paparnya.
“Kehadiran teknologi dan atau media yang canggih akan menjadi peluang yang bagus. Artinya, jika kemampuan kita memadai, kita bisa berbuat banyak di dalamnya. Para jurnalis televisi ini nantinya akan ada sertifikasi tingkat muda, madya dan utama. Saat ini ada sekitar 2.500 anggota IJTI yang terdata, dan pada tahun 2014-2015 nanti akan bertambah dua kali lipat. Ada 29 pengurus daerah, dan 1 daerah setidaknya ada 3 korda,” tambah Yadi.
Terpisah, Haris Jauhari yang juga salah satu pengurus IJTI pusat mengatakan, bahwa IJTI pertama kali dibentuk tahun 1998. Alasan pembentukan ini karena saat itu masa awal reformasi dan ada perbedaan karakteristik antara wartawan TV dengan wartawan bukan TV. “Kita mempunyai cita-cita besar kala itu, yakni membangun dan menjaga kebebasan pers,” ungkapnya.
“Waktu itu kita belum sempat merumuskan kebebasan pers. Siapa saja boleh menyampaikan pendapatnya secara bebas, dan hal ini yang berkembang sampai saat ini. Kami ingin kehidupan pers yang lebih baik, dan hingga kini kami belum memiliki konsep yang kuat guna mewujudkannya. Pers dan jurnalis harus berimbang. Artinya, apa yang menjadi materi pemberitaan tidak hanya yang positif saja dan sebaliknya,” tegas Haris. (say/dmb)