Untuk bisa mengekspor barang ke Amerika Selatan dan Afrika itu ternyata sangat mudah, tidak perlu barang yang mahal-mahal. Barang yang di Kota Malang sudah murah pun bisa dijual dengan harga mahal di Amerika Selatan dan Afrika. Begitu ujar eksportir asal Jatim Srie Hartatie dalam Seminar “Potensi dan Peluang Kerjasama Indonesia dengan Negara-negara Amerika Selatan dan Kawasan Karibia” di Hotel Aria, Kota Malang, Selasa (10/12).
Dalam seminar yang merupakan kerjasama antara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dan Universitas Brawijaya (UB) ini, Tatty panggilan akarb Sri Hartati menceritakan, untuk ekspor ke Amerika Selatan dan Afrika pihaknya banyak sekali mengambil barang dari Kota Malang. Di antaranya kerajinan kupu-kupu, cobek, udêng, sepatu ukir, keripik, dan lain-lain yang di Kota Malang barangnya tersedia sangat banyak dan berkualitas tinggi.
“Standar ekspor ke negara Amerika Selatan dan Afrika tidak tinggi-tinggi seperti saat ekspor ke Eropa dan Jepang. Karena produk asal Kota Malang sudah sangat layak dijual di Amerika Selatan dan Afrika,” terang Tatty, Selasa (10/12).
Dosen FISIP UB, Asih Purwati mengungkapkan, selama ini Indonesia tak banyak memberi perhatian pada negara seperti Amerika Selatan dan Karibia. Padahal negara tersebut memiliki potensi kerjasama dan anggaran yang besar. Di antaranya dalam bidang militer, ekonomi maupun pendidikan.
“Selama ini memang masih sedikit perguruan tinggi yang tertarik meneliti di negara seperti Amerika Selatan dan Karibia,” jelas Asih.
Musthofa Taufik Abdul Latif, Direktur Amerika Selatan dan Karibia Kemenlu menambahkan bahwa peluang ekspor Indonesia ke Amerika Selatan dan Karibia sangat besar. Potensi perdagangan dengan negara tersebut impornya mencapai 500 miliar dolar. Selama ini Indonesia masih baru mampu mengekspor dengan nilai 2,4 miliar sehingga masih terbuka sekali kesempatan untuk melakukan ekspor ke kawasan Amerika Selatan dan Karibia. (cah/dmb)
