Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bahwa Malang Shopping Adventure (MSA) ke 4 akan digelar pada 29 Maret-20 April 2014. Selain akan memerebutkan hadiah utama 1 unit mobil, wisata belanja di MSA-4 ini juga akan dimeriahkan berbagai acara pendukung seperti halnya fun bike, pameran UMKM, dan lain sebagainya.
MSA-4 akan mengusung tema edukatif, yaitu pembelajaran sejarah Kota Malang. Edukasi sejarah yang dimaksud adalah tentang asal usul kampung-kampung yang ada di Kota Malang, yang nantinya akan dijadikan dekorasi di semua mall peserta MSA ke-4. Setiap mall akan didesain berbeda sehingga nuansanya pun berbeda dengan yang ada saat ini.
Terkait hal tersebut, respon positif diberikan oleh salah satu pengamat dan penggiat budaya Kota Malang, Dwi Cahyono. Menurutnya, hal ini harus mendapat dukungan semua pihak, karena mall yang seharusnya berjualan, masih mempunyai kepedulian terhadap sejarah dan pendidikan.
“Nantinya akan ada sumber-sumber pendidikan yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran di mall. Jika masyarakat berpikir selama ini hanya sebagai tujuan wisata belanja, maka dalam acara MSA-4 ini juga sebagai sarana pembelajaran. Sumber-sumber sejarah Kota Malang ini juga akan diambil dari beberapa lembaga pendidikan,” ujar Dwi, Kamis (12/12).
Dwi menambahkan, bahwa setiap kampung di Malang mempunyai cerita dan keunikan masing-masing. Misalnya saja, pada zaman dahulu ketika orang Malang mengelola sawah, maka jadilah kampung sawahan. Ketika warga membuat kandangan, maka muncullah kandangan yang pada akhirnya menjadi Kedungkandang, dan sebagainya.
Selain akan menjadi wadah pembelajaran bagi pelajar dan mahasiswa yang nantinya akan berkunjung ke MSA-4, terang Dwi, juga akan membukakan wacana serta pemahaman bagi warga Malang mengenai sejarah. “Terkadang tidak semua warga paham dan mengerti mengenai sejarah tempat yang mereka tinggali. Melalui ajang MSA-4 ini, akan membantu memberikan pemahaman tersebut,” jelasnya.
“Sejarah sangat penting, karena tanpa sejarah, kita tidak akan bisa seperti saat ini. Kita bisa belajar dari sejarah agar masa depan kita jauh lebih baik. Maka dari itu, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Khususnya bagi generasi muda, yaitu pelajar dan mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa. Jika generasi muda kita tidak tahu sejarah, maka sejarah itu akan hilang secara perlahan,” pungkas Dwi. (say/dmb)