Lowokwaru, MC – Seiring kemajuan sebuah kota, pencemaran udara yang terjadi juga cenderung semakin meningkat. Menyiasati kondisi inilah lima mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (UB) Malang memiliki penemuan kreatif yang diberi nama ‘Monita’, Rabu (26/8).
Salah satu pembuat Monita, Hermawan Heri Wijaya, mengatakan jika Monita bukanlah nama seorang gadis ataupun cewek cantik. Monita adalah kepanjangan dari Monitoring Udara Online menggunakan Wireless Sensor Network.
“Ide awal kami mengembangkan Monita adalah untuk mencari alat praktis bagaimana bisa membaca kualitas udara untuk bisa membantu meminimalisir pencemaran (udara),” kata Hermawan, Rabu (26/8).
Bersama empat rekannya, yaitu Muhammad Rusyadi, Gladina Desideria, Rizki Eka Putra, dan Enggar Saka Dirgantara, Hermawan melakukan serangkaian percobaan. Sampai akhirnya terciptalah Monita yang terdiri atas mikrokontroler, alat pendeteksi polusi udara yang dibuat dari gabungan beberapa sensor, serta media untuk menunjukkan hasil pengukuran kadar polusi udara berupa komputer atau mobile device.
Cara kerjanya, alat pendeteksi udara diletakkan di lokasi yang ingin diukur kadar polusi udaranya, kemudian alat tersebut akan mendeteksi dan mengukur kadar CO2, kualitas udara, suhu dan kelembapan wilayah dalam radius lima meter dari alat.
Hasil pengukuran tersebut akan disimpan pada database untuk kemudian diunggah ke internet, sehingga kemudian datanya dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun dalam bentuk halaman website dan aplikasi mobile.
“Meski telah diuji coba dan bekerja baik pada localhost, namun Monita masih belum dapat digunakan secara luas oleh publik karena masih dalam proses pengembangan lebih lanjut,” tegas Hermawan. (cah/yon)