Malang (malangkota.go.id) – Ketua Sterring Committee Piala Presiden 2019 Maurarar Sirait mengatakan jika industri sepak bola Indonesia sudah terbangun dengan baik, transparan, fair play dan tidak ada pengaturan skor. Yang terpenting adalah kompetisi pramusim ini juga pendanaannya tidak menggunakan uang negara sepeserpun, baik dari APBN maupun dari BUMN.
Pendanaan murni berasal dari pihak ketiga (sponsorship) yang sangat antusias dalam rangka turut memajukan sepak bola Indonesia. Bahkan masih banyak sponsor yang hendak berpartisipasi dan berbondong-bondong untuk mendukung kompetisi Piala Presiden ini.
Final leg kedua Piala Presiden 2019 yang digelar Jumat malam (12/04/2019) di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang mempertemukan Arema FC dengan Persebaya Surabaya. Setelah pada leg pertama Arema FC menahan imbang Persebaya dengan skor 2-2, kali ini di Stadion Kanjuruhan, Arema menang 2-0 sehingga otomatis membawa Arema FC keluar sebagai jawara Piala Presiden 2019.
Maruarar Sirait mengaku sangat bangga dengan dunia persepakbolaan Indonesia saat ini, karena dari sepak bola ini berimbas positif terhadap berbagai sektor, terutama ekonomi kerakyatan.
“Pelaksanaannya sudah transparan, dimana pada setiap laga di menit 75 selalu diumumkan perolehan penjualan tiket, jumlah pedagang asongan dan pedagang kaki lima,” jelasnya.
Setiap laga juga berjalan fair play dan selalu dipimpin oleh para wasit profesional. Dan yang tak kalah penting menurut Maruarar adalah sudah tidak ada pengaturan skor. “Yang paling utama, kompetisi ini tidak menggunakan uang negara yang bersumber dari APBN maupun BUMN, dan sumber pendanaan murni dari pihak ketiga atau para sponsor,” sambungnya.
Selama kompetisi, penonton yang datang ke stadion mencapai 440.803 orang, dimana setiap laga dihadiri sekitar 11.303 orang, dan rating penonton televisi sangat baik, yaitu 15,8 persen. “Semua itu sebagai bukti nyata jika sepak bola Indonesia, khususnya Piala Presiden menjadi hiburan rakyat yang menarik,” ungkapnya.
“Selama kompetisi, pendapatan penjualan tiket mencapai Rp18 milyar lebih dan jumlah pedagang sebanyak 9.751. “Tranparansi dan semua aturan penyelenggaraan, sudah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, sehingga ke depan sepak bola Indonesia lebih baik lagi,” pungkas Maruarar. (say/yon)