Klojen (malangkota.go.id) – Inovasi OJIR (Ojo Percoyo Karo Rentenir) untuk menghapuskan ketergantungan masyarakat miskin di Kota Malang agar terbebas dari jeratan rentenir dan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat mendapat apresiasi dari Pemerintah Jawa Timur. Diantaranya saat Wali Kota Malang yang secara khusus menjadi pembicara dalam Rapat Pleno Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) tahun 2020 yang diikuti secara virtual dari Ruang NCC Balai Kota Malang, Senin (15/12/2020).
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengungkapkan OJIR sendiri adalah bahasa khas Malangan yang artinya adalah uang. Sengaja nama ini yang diambil agar program yang digagas Pemerintah Kota Malang ini lebih mudah diterima masyarakat.
“Nama bagi kami sangat penting sekali. OJIR merupakan solusi nyata kami untuk bisa membebaskan masyarakat miskin Kota Malang dari ketergantungan kepada rentenir,” jelas Sutiaji, Senin (15/12/2020).
OJIR sendiri digagas Sutiaji saat suatu kesempatan bertemu dengan kaum duafa Kota Malang dimana saat itu ia menanyakan apakah ada masyarakat yang berhutang/memiliki hutang. Saat ditanya seperti itu tidak ada yang mengacungkan jari, namun saat Wali Kota Malang mengatakan akan membayar lunas hutang masyarakat kepada rentenir, lebih dari ¾ masyarakat yang hadir mengacungkan jari.
Dari kenyataan memprihatinkan itu akhirnya digagaslah program OJIR untuk membantu masyarakat miskin di Kota Malang lepas dari jeratan rentenir. “Untuk mewujudkan program OJIR, Pemerintah Kota Malang menggandeng BPR Tugu Artha,” tegas Sutiaji.
Pemkot Malang jugas menggandeng Baznas Kota Malang sehingga secara riil membantu masyarakat mendapatkan pinjaman tanpa dibebani bunga. Masyarakat juga didampingi untuk bisa secepatnya melunasi hutang kepada rentenir, serta diberikan modal usaha agar usahanya bisa berkembang.
Seperti yan dikatakan salah satu pedagang kecil penerima manfaat program OJIR, Sri Retno Rahayu. Ia mengaku bersyukur Pemkot Malang mengeluarkan program OJIR, pasalnya dengan program ini ia bisa keluar dari kesulitan selama ini untuk tidak meminjam kepada rentenir.
“Semoga program OJIR bisa menjangkau masyarakat dengan skala yang lebih banyak lagi sehingga semakin banyak masyarakat terbantu terbebas dari rentenir,” ujar Retno. (cah/yon)