Malang, (malangkota.go.id) – Setidaknya dalam tujuh bulan terakhir para pedagang di pasar rakyat dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Malang mengalami penurunan omzet di atas 50 persen yang salah satu pemicunya karena adanya wabah Covid-19. Menyikapi kondisi ini Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Malang membuat terobosan dengan meluncurkan sekolah pasar dan UMKM pada Sabtu (20/02/2021) di sebuah pasar modern yang ada di Jalan MT Hariyono Kota Malang.
Dalam sekolah yang akan digelar setiap hari Sabtu ini para pedagang dan pelaku UMKM dibekali berbagai ilmu dan keterampilan seperti bagaimana mengemas, memotret, dan memasarkan produknya secara daring. Dalam hal ini BRI memfasilitasi para pelaku usaha kecil tersebut melalui aplikasi Pasar.id dan pada program bertajuk ‘Teras UMKM’ ini melibatkan pengelola sebuah pasar modern dalam penyediaan tempat pembelajaran.
Pimpinan Cabang BRI Malang-Soekarno Hatta, Hendra Winata mengatakan, dari 1.575 pasar rakyat di Jawa Timur ada 535 pasar sudah tergabung dalam aplikasi tersebut dan pada tahun ini ditargetkan semua pasar tergabung. ”Tak kurang dari 95 ribu pedagang di Jawa Timur juga sudah menggunakan aplikasi Pasar.id dan di Malang Raya sebanyak 95 pedagang, yang berjualan di 78 pasar rakyat,” imbuhnya.
Bagi pedagang dan pelaku UMKM yang ingin bergabung dalam program ini, disampaikan Hendra, bisa menghubungi kantor BRI terdekat. Program ini, intinya adalah pembinaan atau mengajari pedagang mulai dari hal-hal yang mendasar. Contoh sederhananya yaitu bagaimana membuat digital banking dan cara melakukan penjualan secara daring.
Pimpinan Dinoyo Mall, Jupri Naz mengaku akan mendukung sepenuhnya program ini sehingga apa yang menjadi target dalam pemberdayaan pedagang dan pelaku UMKM ini terealisasi dengan baik. “Sejumlah pihak digandeng, seperti perguruan tinggi dan para praktisi sehingga kami optimis program ini akan maksimal nantinya,” ungkapnya.
Salah satu pendatang yang juga menjadi peserta pelatihan gelombang pertama, Siti Umairoh menyambut senang dengan digulirkannya program ini. Pasalnya, selama pandemi Covid-19 penjualannya menurun hingga 75 persen sehingga nyaris tutup. “Kami berharap nantinya keadaan bisa berubah menjadi lebih baik. Saat ini zamannya serba online dan kami mempunyai harapan besar,” tukasnya. (say/ram)