Malang, (malangkota.go.id) – Dua tim karya ilmiah SMP Negeri 23 Malang meraih prestasi membanggakan di antara sekolah-sekolah dari berbagai negara yang berkompetisi dalam Asean Innovative Science Environment and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2022. Kompetisi tersebut digelar oleh Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) pada 2-5 Februari 2022 dan tim ini berhasil mendapat dua medali.
Karya ilmiah mereka berjudul ‘Optimalisasi Daun Sengon (Albizzia falcataria) sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol’ berhasil mendapat medali emas dan Macedonia Special Award. Untuk medali perak berhasil diperoleh melalui karya ilmiah berjudul ‘Inovasi Rumput Paragis (Eleusine indica) sebagai Pencegah Stunting pada Balita.’
“Percobaan ilmiah ini didasari karena kebutuhan energi di masyarakat selalu meningkat. Hal tersebut menyebabkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, kami memulai dengan pemanfaatan daun sengon sebagai bahan bioetanol,” ujar Muhammad Fadhil, salah satu peserta yang meraih prestasi itu.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Malang Raya memiliki potensi besar penghasil pohon sengon. Banyak petani sengon di Malang, petani hanya memanfaatkan batangnya, tapi daunnya dibiarkan begitu saja. “Berdasarkan hal tersebut, kami mencoba memanfaatkan daun sengon sebagai bahan bioetanol,” imbuhnya.
Percobaan ini melalui proses yang panjang. Setelah beberapa kali percobaan daun sengon berhasil diolah menjadi cairan bioetanol yang menghasilkan api. Produk ini juga telah diuji di laboratorium perguruan tinggi dan menunjukkan hasil yang baik dan sudah mendekati Standar Nasional Indonesia (SNI).
Sementara itu, Widya Citra Putri Himalaya mengungkapkan latar belakang timnya membuat Inovasi Rumput Paragis (Eleusine indica) sebagai Pencegah Stunting pada Balita, karena salah satu masalah yang dihadapi di Indonesia saat ini stunting.
“Saat ini, Indonesia masih kesulitan mengatasi masalah stunting. Padahal Indonesia memiliki potensi berupa rumput paragis tapi jarang dimanfaatkan secara maksimal dan banyak masyarakat yang belum tahu manfaat dari rumput paradis,” ujar Widya Citra Putri.
Menurutnya, rumput paragis memiliki kandungan kalsium dan protein yang tinggi yang dapat mencegah pengerdilan. Timnya melakukan inovasikan dengan tambahan bunga turi dan rumput laut yang banyak terdapat ditemukan di alam sekitar. Dua bahan itu juga punya potensi mencegah stunting. “Kami kreasikan dalam bentuk minuman pencegah stunting dengan bahan dasar rumput paradis, bunga turi, dan rumput laut,” ungkapnya.
Sementara itu, Pembina Tim Karya Ilmiah SMPN 23 Malang Ferry Ardianto, M.Pd membeberkan bahwa tahapan penelitian ini meliputi, mencari referensi dari berbagai sumber untuk mencari ide. Setelah ada ide, pihaknya mempersiapkan alat dan bahan serta jadwal kegiatan penelitian.
“Kami mulai melakukan penelitian dengan membuat produk dan melakukan uji coba di laboratorium. Setelahnya dievaluasi, apa ada kekurangan dari produk ini hingga bisa dinyatakan aman dikonsumsi sebagai obat stunting cocok yang dikonsumsi sehari-hari,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 23 Malang Habullah, S.Pd., SE menyatakan rasa bangga kepada peserta didiknya. “Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada peserta didik yang telah mengharumkan nama SMPN 23 Malang. Semoga dengan capaian prestasi tersebut dapat menjadi semangat baru dalam berkarya di bidang riset, serta dapat memotivasi peserta didik lainnya. Bergerak untuk berkarya. Berkarya untuk prestasi. Salam prestasi. Dari 23 untuk Indonesia,” ujarnya.
Para siswa berprestasi yang tergabung dalam tim karya ilmiah ini adalah Muhammad Fadhil Al Akbar, Hidayat Fikri Makarim, Brinet Alifiana Ulwan Ataya Siswantoro, Zahwa Affrida Rakhma Putri, dan Intan Pratiwi Jayani. Untuk tim kedua beranggotakan Widya Citra Putri, Voleta Auryn Carissa Navy, Najwa Azzahra Ummairo, Hafizah Hikma Maulana, Nasywa Gea Ananda Ferdiansyah, dan Dila Antasya. (ari/ram)