Malang, (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji hadir dalam rapat paripurna DPRD Kota Malang dengan agenda Penyampaian Laporan Hasil Pembahasan Badan Anggaran terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2023, di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD Kota Malang, Kamis (24/11/2022).
Sutiaji menyebutkan rencana anggaran belanja yang disusun meningkat hingga mencapai Rp2,8 triliun, dan merupakan rencana belanja tertinggi selama ini, setelah sebelumnya sempat menyentuh angka Rp1,8 triliun pada tahun 2018.
“Artinya ada kenaikan hingga Rp1 triliun. Ini prestasi kalau boleh saya bilang. Tentu kami ucapkan terima kasih pada teman-teman dewan, dan rekan-rekan ASN yang mampu meningkatkan pundi-pundi pendapatan,” terangnya.
Sutiaji juga menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang disepakati dalam rapat tersebut. Salah satunya adalah adanya penambahan penyertaan modal bagi aneka usaha, yang sebelumnya direncanakan sekitar Rp 2 miliar menjadi Rp7 miliar. Menurutnya perubahan tersebut terbilang normal sebab sudah termasuk dalam rencana bisnis yang tertuang dalam core bisnis yang sudah ada.
Sutiaji juga menambahkan di tahun 2023 nanti, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan terus fokus pada penguatan-penguatan lainnya, termasuk pada pengendalian inflasi serta penekanan angka kemiskinan. Diharapkan akan menjadi kekuatan pendapatan daerah ke depannya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika menyebutkan kenaikan rencana anggaran belanja ini disebabkan oleh beberapa faktor. Termasuk di antaranya, adanya kenaikan potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang mampu menembus Rp1,1 triliun, pendapatan melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCT), serta adanya tambahan dana dari pusat yang juga turut mendongkrak angka tersebut.
I Made juga menambahkan bahwa berkaca dari pengalaman menghadapi tahun pandemi 2021-2022, ia yakin Kota Malang akan mampu menghadapi ancaman resesi global tahun 2023 dengan positif. Ia juga menambahkan bahwa kenaikan target pajak sebesar 60 persen masih bisa dicapai oleh Kota Malang.
“Target optimis yang kita pasang, bahwa adanya ancaman Covid-19 dan resesi yang menjadi trauma kita ternyata tidak terlalu berpengaruh di Kota Malang. UMKM kita berjalan, kegiatan masyarakat juga tetap berjalan, sehingga kita harapkan ini akan jadi potensi yang bagus di tahun ke depannya,” pungkasnya. (ayu/ram)