Kedungkandang (malangkota.go.id) – Berawal dari tekad membantu para petani untuk melindungi sawahnya dari banjir saat curah hujan tinggi, lima siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Telkom Malang berinisiatif mengembangkan aplikasi Sawah Kita. Melalui aplikasi ini cukup dengan menggunakan telepon pintar, petani bisa mengontrol pengairan sawahnya dengan baik.
Kelima siswa kreatif itu adalah Zaki Leo Wardana (XI TKJ), Athiarahima Mutmainnah (X RPL 4), Atharafi Surya Affandy (XI RPL 1), Prayoga Adi Setyawan (XI RPL 1), dan Chasabiah Azahra (X RPL 4), dengan guru pembimbing Bagus Arifin, S.Pd.
Prayoga Adi Setyawan mengungkapkan Sawah Kita adalah aplikasi yang dibuat untuk membantu petani mengontrol lahannya dari genangan air ketika curah hujan sedang tinggi. Aplikasi ini adalah sebuah alat IoT (Internet of Things) yang dapat digunakan untuk mengendalikan volume air sawah.
“Jadi menggunakan aplikasi ini sangat mudah, cukup menggunakan handphone saja, petani bisa mengendalikan volume air di sawah dari jarak jauh,” jelas Prayoga, Kamis (6/4/2023).
Melalui aplikasi Sawah Kita ini pencegahan genangan air di sawah ketika hujan deras dapat segera dilakukan, dimana jika ada indikasi banjir maka pompa otomatis akan hidup untuk mengurangi air.
“Data monitoring sawah bisa dilihat melalui aplikasi dan LCD, sehingga akan sangat memudahkan petani,” tegas Prayoga.
Saat ini, dikatakan Prayoga aplikasi Sawah Kita masih berupa prototype. Dan ke depan akan diaplikasikan langsung di sawah milik petani. Harapannya dengan aplikasi ini bisa membantu petani agar terhindar dari banjir yang bisa menyebabkan gagal panen.
Sebelum mengembangkan aplikasi Sawah Kita, Prayoga menyebutkan sudah melakukan survei langsung ke petani yang mengerjakan sawah untuk melihat dan mengetahui secara langsung kesulitan yang dialami. Untuk itu ia bersama teman-temannya optimis dengan dikerjakan secara serius, ke depan aplikasi Sawah Kita yang saat ini masih prototype akan menjadi alat bermanfaat yang akan memudahkan petani.
Pada prototype Sawah Kita juga dilengkapi dengan sensor untuk memantau ketinggian air dan juga ph air sawah. “Dengan adanya teknologi ini diharapkan petani tidak perlu terlalu capek ke sawah ketika hujan, sebab dengan rebahan saja bisa mengontrol sawah yang dikelola,” ujar Prayoga. (cah/yon)