Klojen (malangkota.goi.id) – Salah satu lomba yang memeriahkan rangkaian Malang Creativa #2 adalah Lomba Karya Busana Daur Ulang. Puluhan perancang dan peraga busana hadir berpartisipasi dalam lomba yang diselenggarakan di depan Balai Kota Malang ini, Sabtu (13/5/2023).
Lomba ini menjadi salah satu agenda Malang Creativa #2 karena Kota Malang dikenal sebagai kota kreatif, salah satunya dalam bidang tata busana. “Untuk mencari potensi baru dalam dunia tata busana di Kota Malang melalui inovasi yang bernilai estetika tinggi, serta memberikan pengetahuan akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar,” terang Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi.
Lomba Karya Busana Daur Ulang ini diikuti oleh masyarakat umum dari berbagai rentang usia, mulai anak-anak hingga ibu-ibu, pelajar hingga komunitas. Untuk penilaian karya, juri menitikberatkan pada kesesuaian karya dengan tema HUT ke-109 Kota Malang yakni Mandiri, Tangguh, dan Berkelanjutan. Selain itu, inovasi, kreativitas, dan nilai manfaat hasil daur ulang juga menjadi kriteria penilaian.
Salah satu desain yang manarik adalah karya para siswi SMK Negeri 7 Kota Malang. Karya kreatif busana ini terinspirasi dari ‘identitas’ Kota Malang. Tampak ikon khas Kota Malang seperti tugu yang didesain untuk hiasan kepala dan ikon-ikon khas koridor Kayutangan.
“Kami bikin desain ini karena ingin mencerminkan pesona Kota Malang. Apa yang identik dari Kota Malang kami aplikasikan di busana ini. Jadi orang-orang mengenali ikon-ikon Kota Malang,” ungkap Putri Sari Agustini, salah satu tim desainer siswi SMKN 7.
Ornamen busana berbahan kantong plastik (kresek), styrofoam, dan kain perca ini dikerjakan bersama selama kurang lebih satu minggu oleh tim desainer dari SMK Negeri 7 Kota Malang yang terdiri Saila Silvania Putri, Erisa Dewi, Maya, dan Putri Sari Agustini.
Malang Creativa #2 yang digelar untuk memeringati HUT ke-109 Kota Malang ini diisi dengan beragam kegiatan yang menyedot antusiasme warga masyarakat. Mulai dari festival bakso, lomba olahraga tradisional, festival pencak dor, hingga festival lampion. Juga dirangkaikan dengan pawai tumpeng yang pada akhirnya dinikmati bersama masyarakat di depan Balai Kota Malang. (ari/yon)