Klojen (malangkota.go.id) – Seluruh jajaran perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus didorong untuk mengoptimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk kepentingan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Malang, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erik setyo Santoso, ST, MT dalam apel pagi di halaman Balai Kota Malang, Senin (10/6/2024).
Erik menyampaikan bahwa saat ini Pemkot Malang tengah dalam pembahasan APBD perubahan Tahun 2024 dan APBD Tahun 2025. Sesuai dengan arahan dari Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, seluruh perangkat daerah diharap mampu menggunakan anggaran secara efektif, efisien, dan tepat sasaran.
“Mohon dipetakan kegiatan yang benar memberikan kemanfaatan bagi masyarakat utamanya. Agenda rutin yang tidak secara langsung memberikan layanan masyarakat dihindari, dikurangi, dan ditinggalkan,” tegas Erik dalam arahannya.
Selain itu, Erik juga meminta perangkat daerah untuk segera melakukan refocusing atau memfokuskan kembali anggaran sehingga tidak ada alokasi anggaran yang tidak memberikan dampak secara langsung. “Sehingga tidak ada satu rupiah pun alokasi anggaran yang tidak memberikan dampak pada kemajuan. Tidak hanya di sisi output, tapi juga soal outcome, benefit dan impact yang saat ini Pemkot Malang sudah pada level tersebut,” terangnya.
Sekda Kota Malang juga menekankan agar pelaksanaan reformasi birokrasi berdampak harus menjadi pedoman dalam jalannya roda pemerintahan. “Setelah ini, petakan kegiatan yang tidak diperlukan, menuju akhir tahun 2024 dan di 2025. Fokuskan pada layanan langsung, layanan publik sehingga indikator kerja masing-masing dapat tercapai,” urainya.
Pada apel pagi tersebut, Erik juga menyampaikan bahwa Pemkot Malang juga membawa pulang prestasi yang membanggakan dari gelaran Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVII Tahun 2024 di Kota Balikpapan pekan lalu. Kota Malang berhasil meraih Juara Favorit pada Festival Seni Budaya Nusantara dan Juara Harapan III dalam Karnaval Budaya Nusantara.
“Pemerintah Kota Malang harus menunjukkan keistimewaannya, potensinya. Bukan sekadar untuk mendapat reward atau penghargaan tapi lebih menjadi sebuah pembinaan dari sisi kesenian dan kebudayaan secara berkelanjutan. Terlebih di tengah perkembangan zaman saat ini, Kota Malang tidak meninggalkan kearifan lokal,” pungkasnya. (ari/yul)
