Klojen (malangkota.go.id) – Kota Malang telah berhasil lolos ke tahap empat besar seleksi nasional Jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Memasuki tahap berikutnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) serta tim Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) UCCN melakukan visitasi atau kunjungan lapangan ke Kota Malang. Visitasi tim Panselnas UCCN dan Kemenparekraf RI ini diterima di Ruang Rapat Wali Kota Balai Kota Malang, Rabu (25/9/2024).
Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Iwan Kurniawan, ST, MM menyampaikan Kota Malang memiliki Malang Creative Center (MCC), yang menjadi wadah/rumah yang disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bagi masyarakat untuk berkreasi, meningkatkan kreativitas yang positif yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan Kota Malang. Dikuatkan dengan keunikan Kota Malang yang berfokus pada sumber daya manusia (SDM), MCC menjadi rumah bersama, inkubator di mana di sana juga terdapat transfer knowledge.
Iwan Kurniawan yang juga merupakan Direktur Perencanaan Evaluasi dan Informasi Pembangunan Daerah Kemendagri RI mengungkapkan MCC sangat luar biasa, bagaimana pemerintah memberikan satu wadah atau tempat untuk pemuda berkreativitas. Sehingga menurutnya MCC akan menjadi contoh yang perlu diterapkan di daerah daerah lain.
“Malang Creative Center yang terdiri dari tujuh lantai, dari lantai satu sampai tujuh diisi oleh para pemuda yang beraktivitas melakukan kreativitas positif yang berkontribusi pada pembangunan Kota Malang. Saya lihat strukturnya, manajemen atau pengelola yang dilakukan oleh pemuda, kemudian backgroundnya, mereka punya pengalaman, baik lokal, nasional bahkan internasional. Pengalaman-pengalaman mereka yang luar biasa ini, menjadi berbagai program, daya tarik dan daya ungkit MCC sehingga MCC pun dapat berjalan dengan baik,” papar Iwan.
Luar biasanya lagi, komitmen pemerintah daerah dalam hal ini Pemkot Malang, selain menyiapkan wadah, juga anggaran operasional dan pemeliharannya yang merupakan layanan pemda untuk melakukan pembinaan meningkatkan kreativitas para pemuda yang bisa memberikan kontribusi pembangunan Kota Malang.
“Kalau kita lihat aktivitasnya, pertumbuhan ekonominya di MCC dengan event-eventnya itu meningkatkan pendapatan asli daerah. Dengan menghadirkan kegiatan pameran, adanya kunjungan dari kementerian, lembaga dan daerah ini menunjukkan bahwa MCC itu seperti apa,” terangnya.
Iwan pun optimis Kota Malang sangat layak masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Selain itu Iwan juga mengungkapkan sisi menarik dan keunikan pemetaan atau penataan Malang Raya, bahwa Malang Raya sudah membagi kaitannya dengan Kota Malang untuk bisnis, jasa dan pendidikannya kemudian untuk Kabupaten Malang dan Kota Batu untuk wisatanya.
“Ini yang menarik dari penataan Malang Raya, sehingga saat bicara Kota Malang untuk jasa, bisnis dan yang sangat potensi untuk kreativitas adalah universitas di mana ada 74 universitas. Pada saat bicara kreativitas ada penguatan kapasitas oleh masyarakat atau pemuda di Kota Malang, tapi juga ada kreativitas mahasiswa dari seluruh Indonesia yang ikut memberikan sumbangsih, pemikiran dan kelompok untuk menyampaikan keunikannya atau kondisi di daerahnya masing-masing dengan berdialog, berdiskusi di wadah itu atau pun tempat-tempat lain. Demikian juga para mahasiswa menyampaikan beberapa konseptual kreativitas yang dilakukan yang dibawa oleh mahasiswa yang bersekolah di sini ke daerah-daerah secara nasional,” urai Iwan.
Menurutnya hal tersebut menjadi potensi luar biasa, pertukaran pemikiran, bekolaborasi, memberikan masukkan terhadap program terhadap program terkait kreativitas kemudian membawa dan dibawa hal baik yang akan diimplementasikan di daerahnya. “Harapan kami dengan masuk ke tahapan internasional, kita bisa membenahi diri, tentunya kita akan menjadi lebih profesional dengan bimbingan, pembinaan bagaimana taraf internasional itu bisa diterapkan di Kota Malang,” ungkap Iwan.
Sementara itu Tim Panselnas Nominasi UCCN, Harry Waluyo menyampaikan bagaimana ekonomi kreatif berbeda dengan yang konvensional. Karena ketika individu melalui pendidikannya mendapatkan keterampilan, mereka tidak mencari lapangan kerja tapi menciptakan lapangan kerja. Mereka memberikan kemudahan berjejaring di mana adanya pertukaran sehingga mencapai win-win solution. “Bukan hanya eksistensi, tapi di level best practice apa yang bisa diberikan. Apakah Kota Malang punya best practice yang bisa jadi kontributor untuk indonesia dan dunia,” ungkapnya.
Harry pun menyampaikan apresiasinya terhadap penataan Malang Raya. “Pengusulan kota kreatif, ini bukan berarti tidak melibatkan kota lain. Kota Malang dengan SDM-nya, Kota Batu dan Kabupaten Malang wisatanya. Ini good idea, belum ada interkoneksi yang seperti ini. Jadi ayo buktikan,” pungkasnya.
Kegiatan visitasi akan berlanjut dengan kunjungan ke Kampung Kayutangan Heritage, Malang Creative Center (MCC), salah satu start up di Kota Malang, hingga KEK Singhasari sebagai Partnership Internasionalisasi & Partner Connecticity Malang Raya. (yu/yon)