Klojen (malangkota.go.id) – Kuliah Subuh bersama Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji di Masjid Agung Jami’ Malang, Kamis (23/5/2019) diselingi ajang curhat para jamaah. Mulai dari permohonan percepatan perbaikan jalan, permohonan pembangunan trotoar di sisi utara lampu lalu lintas utara Masjid Jami, permohonan santunan bulanan untuk lansia, hingga permohonan penertiban data kependudukan.
“Alhamdulillah, selain silaturahmi, saling menguatkan keimanan, ketakwaan dan pengetahuaan keagamaan, melalui forum pengajian Kuliah Subuh ini, saya juga dapat menampung aspirasi warga sekaligus menjelaskan apa apa yang ditanyakaan jamaah,“ jelas Sutiaji.
Pada ceramah Kuliah Subuh kali ini, Sutiaji menjabarkan hakikat imsak dari ibadah puasa. “Inti puasa itu adalah imsak. Bukan semata batas waktu, namun esensinya kemampuan manusia (umat Islam) dalam membatasi dan mengendalikan keinginan-keinginannya (yang bersifat duniawi/lahiriah_red).
Filosofi imsak dalam ibadah puasa sesungguhnya akan menjadi katalisator untuk tidak terjadinya ‘ghibah berjamaah’ atau yang dalam literasi bersosial media dikenal dengan hoaks yang terviralkan dan digerakkan secara masif melalui percakapan antar personal hingga dalam grup-grup sosial media. “Itu sangat memprihatinkan, dan jelas secara agama salah serta menciptakan desakralisasi nilai-nilai agama apabila hoaks itu juga menggunakan simbol-simbol keagamaan,“ ucap Sutiaji.
Ditambahkan dan diingatkan kembali oleh pria penghobi bulu tangkis tersebut, bahwa kita (manusia) sesungguhnya adalah mayit. Karena 40 hari sebelum diambil roh, tanda tanda kematian itu sudah digambarkan dalam waktu 40 hari, sementara tidak ada seorang pun yang tahu dan dapat memastikan hidupnya bisa melewati 40 hari ke depan, bahkan esok hari.
“Ini menjadi pengingat selalu agar tidak berlebihan dalam memandang jabatan, kekuasaan dan kekayaan, karena apa yang kamu cintai akan kamu tinggalkan atau meninggalkanmu,” pesannya. (hms/yon)