Blimbing, (malangkota.go.id)– Isu strategis pada masa pandemi Covid-19 di Kota Malang adalah melemahnya akses pangan masyarakat. Hal tersebut akan diatasi oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang dengan pengembangan urban farming (pertanian di lingkungan perkotaan) atau disebut Urban Farming Arema.
Beberapa hal itu yang disampaikan oleh Kepala Dispangtan Kota Malang, Ir. Ade Herawanto, MT pada acara forum perangkat daerah/lintas perangkat daerah dalam rangka penyusunan rencana kerja (renja) 2022 di Hotel Atria Kota Malang, Rabu (24/2/2021).
“Forum perangkat daerah ini untuk menjaring partisipasi masyarakat dalam mewujudkan visi Pemerintah Kota Malang Tahun 2018-2023 yang tertulis di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),” ujar Ade Herawanto.
RPJMD yang dijabarkan dalam The Future Of Malang dan ditarik pada tugas dan fungsi Dispangtan melalui empat program teknis, yakni ketahanan pangan, pertanian, perikanan, serta peternakan dan kesehatan hewan. Melalui berbagai inovasi yang dilakukan, pria yang kerap disapa Sam Ade tersebut optimis program Urban Farming Arema dapat berjalan dan bersinergi dengan perangkat daerah dan berbagai pihak.
“Kami ingin program Dispangtan dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kota Malang ini dapat sustainable (berkelanjutan) mulai dari hulu hingga hilir dengan pembinaan terus menerus,” harap Sam Ade.
Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua komunitas, TNI dan Polri yang berkumpul dalam acara tersebut. Pertama, untuk menginventarisir tentang kebutuhan. Kedua, memadukan kebutuhan itu sesuai dengan apa yang menjadi komitmen oleh pemerintah, bahwa dokumentasi pembangunan dan janji kepala daerah dan wakil kepala daerah itu tertuang dalam RPJMD yang harus koheren dengan RPJMD provinsi.
“Saat ini kita telah masuk era society 5.0. Artinya kecanggihan teknologi serta kecanggihan informasi harus dibarengi dengan moral sebagai keeper (penjaga), sehingga kecanggihan teknologi akan bermanfaat bagi masyarakat lain,” tutur Sutiaji.
Terkait urban farming yang merupakan orientasi dari ketahanan pangan, Wali Kota Malang mencontohkan di Korea atau Thailand yang lahan pertaniannya lebih sempit, tetapi karena adanya teknologi maka mereka bisa menjadi negara swasembada pangan. “Harapannya di Kota Malang ini bukan hanya teknologi produksinya saja, tapi ada olahan hasilnya. Jadi pengolahan pascapanennya yang dikuatkan,” tuturnya.
Ia juga menyinggung tentang stunting di mana Kota Malang berada di urutan ketiga terkecil di Jawa Timur. Stunting itu banyak variabel dan instrumennya, salah satunya karena keamanan pangannya. Oleh karena itulah ketahanan pangan dan keamanan pangan harus diwujudkan.
Usai memberikan sambutan, dilaksanakan penandatanganan kerja sama ketahanan pangan melalui Urban Farming Arema antara TP PKK Kota Malang dengan Dispangtan Kota Malang, serta penandatanganan kerja sama antara Dispangtan Kota Malang dengan pondok pesantren.
Turut hadir dalam acara ini, yakni Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika SE, Sekretaris Daerah Kota Malang Drs. Wasto, SH., MH, Komisi B DPRD Kota Malang, perangkat daerah di lingkungan Pemkot Malang, TNI dan Polri, serta perwakilan dari pondok pesantren, Aremania, Komiten Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan peternak. (yon/ram)