Berita umkm

FMIX Jadi Ajang Unjuk Karya Produk Daur Ulang Pelanusa

Blimbing (malangkota.go.id) – Rangkaian FMIX telah berlangsung sejak Jumat (8/11/2024) hingga Minggu (10/11/2024) di Malang Creative Center. Banyak sekali acara dalam rangkaian kegiatan perayaan ekosistem ekonomi kreatif Malang Raya ini. Salah satu yang menarik adalah Gelar Karya Jelonusa (Jenama Lokal Pelanusa) yang digelar pada hari kedua FMIX, Sabtu (9/11/2024).

Gelar Karya Jelonusa (Jenama Lokal Pelanusa) dalam Rangkaian FMIX di Malang Creative Center

Mengubah limbah fesyen menjadi produk unik dan bernilai ekonomi tinggi menjadi gairah tersendiri bagi Komunitas Pelangi Nusantara (Pelanusa), sebuah komunitas yang bergerak di sektor kriya serta pemberdayaan manusia.

Founder Pelanusa, Endahing Noor Suryanti menyebut Gelar Karya Jelonusa ini menjadi salah satu langkah bersama untuk memasarkan aneka produk kriya dari anggotanya. “Saat ini anggota kami yang ada di Malang ada 40 orang. Orientasi pasar kami tak hanya dalam negeri, namun juga mancanegara. Produk kami telah diekspor ke luar, seperti Australia dan Jepang,” ungkapnya.

Pada Gelar Karya Jelonusa dalam FMIX ini, Pelanusa berkolaborasi dengan beberapa pihak. Kolaborasi dengan agensi model untuk menampilkan karya fesyen juga dengan dua perusahaan lain untuk mendukung produksinya.

“Kami berkolaborasi dengan dua company, yang pertama yang anak muda banget. Kita kerja sama untuk ilustrasi desain untuk menghasilkan produk dengan nuansa baru. Kedua, kami kolaborasi juga dengan sesama UMKM, yakni Kupu Sutera produsen kain sutera di Jawa Timur,” bebernya.

Tak hanya pameran karya, dalam di event ini para pengunjung juga bisa belajar tentang teknik quilting dan patchwork secara langsung.

Kepala Bidang Perindustrian Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Dian Likos amat mengapresiasi produk-produk karya jenama lokal ini. “Tak hanya mengubah limbah menjadi sebuah produk baru, tapi teman-teman Pelanusa ini berhasil membuat sebuah produk yang kreatif dan inovatif. Dengan teknik quilting dan patchwork tentu membuatnya pun membutuhkan ketelitian ekstra,” ujarnya.

Dian menambahkan, melalui gelar karya ini menunjukkan bahwa para perempuan dengan komunitas Pelanusa ini ternyata bisa lebih berdaya. Menurutnya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini telah menghasilkan berbagai produk yang bisa dikenal dan berjejaring di luar daerah bahkan di kancah internasional.

Sebagai wujud keberpihakan Pemkot Malang pada UMKM lokal, Diskopindag memiliki berbagai progran untuk mendorong UMKM agar bisa naik kelas dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas. “Kami dukung UMKM dengan memberikan fasilitasi beragam pelatihan produksi, pemasaran, desain kemasan, hingga manajemen usaha. Selain itu ada juga fasilitasi sertifikasi halal, NIB. Selain itu produk-produk UMKM Kota Malang ini kami kurasi untuk diikutkan dalam pameran seperti Inakraf, Jatim Fest, dan berbagai event serupa,” tutup Dian. (ari/yn)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content