Badai Bhopa di Filiphina yang menewaskan 230 orang dan ratusan hilang mendapat perhatian tersendiri dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP). Jika presiden Republik Indonesia memerintahkan, Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SFC-PB) Wilayah Timur harus siap berangkat ke Filiphina, Kamis (6/12).
Memastikan para personel yang akan diturunkan siap beraksi, SRC-PB Wilayah Timur melakukan Demo dan Gelar Penanggulangan Bencana di Lapangan Rampal, Kamis (6/12). Melibatkan unsur TNI/Polri, PMI, Kesehatan, Tim SAR, Kominfo, Basarnas,ESDM, BMKG, dan berbagai relawan lainnya.
Gelar pasukan dimulai dengan terjadinya ledakan yang membuat rumah-rumah yang ada porak poranda. Kejadian yang begitu tiba-tiba membuat banyak korban terjadi, baik manusia, hewan maupun harta benda.
Memastikan pertolongan dapat dilakukan secara cepat dan tepat, semua unsur dilibatkan mulai dari pengiriman tenaga kesehatan melalui pesawat dan helikopter. Bantuan dengan mengunakan pesawat, bantuan mobil ambulance, hingga para petugas yang melakukan evakuasi korban melakukan pekerjaan sesuai fungsi masing-masing.
Deputi II Penanganan Darurat BNPB Dody Ruswandi membenarkan jika presiden memerintahkan BNPB untuk mengirimkan tenaga relawan ke Filiphina, maka SRCPB Wilayah Timur yang siap berangkat ke Filiphina. Sebagai komitmen negara ASEAN bahwa harus mau saling tolong-menolong termasuk saat terjadi bencana.
“Tergantung situasi di Filiphina, yang dibutuhkan apa. Yang jelas, SRC-PB saat ini dengan memiliki 550 personel inti dan 1200 personel pendukung, memiliki kemampuan komplit. Mulai dari tenaga kesehatan hingga rescue,” jelas Dody, Kamis (6/12).
Dengan melakukan latihan rutin, Dody menegaskan, tidak hanya siap membantu untuk Filiphina SRC-PB siap menanggulangi berbagai bencana di Indonesia. Dimana untuk Indonesia pusatnya dibagi dua tempat, untuk wilayah Indonesia barat di Jakarta sedangkan Indonesia timur di Malang.
“Kota Malang memiliki sarana prasarana dan medan yang bagus untuk menggelar latihan, karena itu latihan rutin kali ini kami gelar di Kota Malang,” terang Dody.
Melalui latihan yang teratur, Dody mengatakan, diharapkan SRC-PB bisa semakin cekatan, kapanpun bertugas saat terjadi bencana. Dengan terus melakukan penambahan berbagai peralatan penunjang operasional penanganan bencana, saat ini SRC-PB Wilayah Timur sudah semakin maju.
Dari dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bagus dan terlatih, didukung peralatan yang memadai, diharapkan bisa semakin meminimalisasi terjadinya korban saat bencana. Agar semuanya bisa semakin mumpuni, latihan demi latihan harus dilakukan agar dalam bekerja, SRC-PB semakin profesional.
Dalam penanggulangan bencana, diakui Dody, tidak bisa dilakukan sendiri oleh SRC-PB, tetapi juga harus melibatkan pemerintah, masyarakat dan berbagai potensi yang ada. Karena itu, semuanya harus bersatu padu bagaimana mengantisipasi, mencegah dan bertindak saat terjadi bencana. (cah/dmb)