Timbulnya berbagai kerusuhan yang terjadi di tanah air menumbuhkan adanya kekhawatiran dan keprihatinan bagi masyarakat di negeri ini, khususnya di Kota Malang. Bagaimana tidak, kerusuhan yang kerabkali terjadi seolah tidak mendapatkan perhatian dan tak pernah terselesaikan. Kondisi ini mengindikasikan sudah pudarnya nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Kesimpulan ini disampaikan anggota DPRD Jawa Timur, Sigit Setiawan, ketika berkunjung ke Kota Malang, Kamis (8/12/2011).
Sigit mengatakan bahwa dirinya merasakan prihatin terhadap aksi kerusuhan yang seperti terjadi di Papua. Apalagi kerusuhan itu seperti tak pernah terselesaikan. Dan jika hal ini tak segera dicarikan solusi, maka bukan tidak mungkin akan terus membesar dan menjalar ke daerah lain. “Kondisi ini menunjukkan telah pudarnya nilai-nilai Pancasila di masyarakat sebagai alat pemersatu negeri ini,” ujar Sigit.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai bahwa kondisi ini bisa teratasi jika dilakukan penyegaran kepada masyarakat terhadap pemahaman masyarakat atas Pancasila. “Hal ini harus dilakukan oleh para tokoh-tokoh nasional yang mendapat kepercayaan dari masyarakat, meskipun kita sebagai warga negara turut mempunyai tanggung jawab besar,” jelas anggota komisi D DPRD Jawa Timur tersebut.
Sigit pun tidak merasa berkeberatan untuk mengadakan simposium tentang Pancasila bersama masyarakat. Ia akan mendatangkan tokoh nasional sebagai narasumbernya, seperti, Prof.Dr. Din Syamsuddin dari Muhammadiyah , Prof. Dr.KH.Said Aqil Siradj dari Nahdlotul Ulama (NU), Mayjend (Purn) Kiki Syahnakri dari militer, dan H.Sirmadji dari praktisi politik.
Langkah ini mendapatkan dukungan dari Lembaga Bina Bangsa (LBB) Sukarno-Hatta, Forum Masyarakat Katholik Indonesia (FMKI) Malang, dan Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Jawa Timur. “Dengan gelaran ini, semoga nilai-nilai dan makna pancasila yang sebenarnya bisa lebih dipahami lagi, terutama bagi kalangan generasi muda calon penerus bangsa ini,” harap Sigit. (say/dmb)
