Kasih ibu yang begitu luar biasa terus membawa keberkahan di muka bumi, begitu juga dengan Kota Malang yang memperingati hari ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember dengan menggelar upacara bendera di halaman balai kota. Pada peringatan hari ibu ini, anak-anak kurang mampu di tingkat SD, SMP dan SMA di Kota Malang juga bisa merasakan kebahagiaan karena mendapatkan bingkisan beasiswa GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) yang diserahkan Wali Kota Malang, H. Moch. Anton, Selasa (24/12).
Kecuali wali kota yang bertidak sebagai inspektur upacara, upacara peringatan hari ibu di Kota Malang dipimpin ibu-ibu. Mulai dari yang bertidak sebagai komandan upacara, pembaca doa, petugas pengibar bendera semua dilakukan oleh kaum wanita.
Wali Kota Malang H. Moch. Anton mengungkapkan sengaja menggelar peringatan hari ibu untuk menghormati perjuangan kaum perempuan yang begitu panjang. Tema peringanat kali ini adalah “Dengan semangat hari ibu ke-83, hari kesetiakawanan sosial nasional, hari disabilitas internasional kita wujudkan Kota Malang sebagai kota yang bermartabat, negeri yang makmur diridhoi Allah”.
“Tahun 2014 yang akan datang sebentar lagi banyak disebut-sebut sebagai tahun politik dan pesta demokrasi. Karena itu, kami terus mendukung keterwakilan 30% perempuan dalam berbagai bidang agar tidak lagi terjadi perbedaan gender,” jelas Anton, Selasa (24/12).
Anton menyebutkan banyak sekali kisah kesuksesan kaum perempuan saat mendapatkan suatu kepercayaan dalam suatu pekerjaan, karena itu kini harus semakin menghormati adanya kesetaraan perempuan dengan laki-laki. Perempuan telah membuktikan bisa mewariskan semangat perjuangan generasi bangsa seiring dengan perkembangan zaman.
Dalam kesempataan tersebut,wali kota juga menyampaikan untuk menghormati kaum disabilitas, dimana tidak boleh ada lagi diskriminasi. Masyarakat harus mau mengubah paradigma kaum difabel patut dikasihani, namun harus diubah menjadi perlindungan atas hak sesama manusia.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, termasuk kementerian sosial, kementerian tenaga kerja, dan asosiasi pengusaha Indonesia yang sudah sepakat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial bagi penyandang cacat. Komitmen itu semakin dikuatkan oleh keputusan pemerintah, dimana tahun ini ada penerimaan pegawai negeri sipil sebanyak 350 orang di seluruh Indonesia.
“Dibalik kekurangan para penyandang disabilitas, Allah pasti memberikan kelebihan. Karena itu, jangan berkecil hati, jangan minder, semangat tetap optimis harus terus dikobarkan,” terang Anton. (cah/dmb)