Tanggal 26-28 Maret mendatang Kota Malang akan menjadi tuan rumah Seminar Nasional Asosiasi Museum Indonesia. Di tahun 2015 ini merupakan penyelenggaraan yang ke sembilan kali dan rencananya ada sekitar 300 peserta yang akan diundang yang terdiri dari berbagai unsur seperti pemerhati museum, budayawan, dan sebagainya.
Dalam seminar nasional ini nantinya berbagai hal terkait permuseuman akan dibahas, misalnya saja update terbaru jumlah museum di Indonesia, bagaimana kondisi museum yang ada, bagaimana strategi agar warga masyarakat serta turis mau datang dan berkunjung ke museum.
Setidaknya hal itulah yang disampaikan oleh Kepala Seksi Pengembangan Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia, Ni Ketut Wardani di Balai Kota Malang sebelum dia bersama rombongan bertemu serta berdialog tentang permuseuman dengan Wali Kota Malang, Jum’at (06/03).
Sampai saat ini, kata dia, ada 367 museum di Indonesia, dan jumlah pengunjungnya sudah mengalami peningkatan yang signifikan. “Kami tidak ingin jika museum itu hanya sebagai tempat menyimpan barang kuno atau bersejarah, tapi mempunyai nilai lebih terhadap masyarakat. Dalam konteks ini, salah satu aspek yang perlu ditingkatkan yaitu sistem pemasarannya,” terang perempuan yang akrab disapa Ninis itu.
Untuk strategi pemasaran, lanjut dia, kita bisa meniru perusahaan swasta yaitu melalui jejaring sosial, menjaga kebersihan, serta memberikan pelayanan yang baik. “Dengan demikian maka museum akan menarik, tingkat kunjungan semakin bertambah, sehingga nantinya museum akan menjadi jujugan alternatif masyarakat dalam berwisata,” imbuh Ninis.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, SH, M.Si. “Seminar tersebut sangat bagus dan kita patut bangga karena pihak Kemdikbud mau menggelar di Kota Malang. Seminar nasional rencananya akan kami laksanakan di Hotel Aria Gajayana,” urainya.
Kota Malang dipilih sebagai tempat penyelenggaraan karena kota ini merupakan salah satu anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Jika seperti itu, maka pelestarian heritage ada di kota ini. “Selain itu karena Kota Malang mempunyai beberapa museum, seperti halnya Museum Bentoel, Museum Empu Purwa, Museum Tempo Doeloe, dan Museum Brawijaya,” ungkapnya.
“Yang dijadikan tuan rumah seminar nasional salah satu kriterianya haruslah kota yang mempunyai museum. Dan agar museum mempunyai daya tarik, harus ada inovasi seperti halnya ada tempat yang menyerupai pendapa dan sebagainya. Apabila tidak ada perubahan jadwal, seminar nasional ini akan dihadiri Mendiknas RI, Anies Baswedan,” imbuh Ida. (say/yon)