Kota Malang adalah salah satu kota di Indonesia yang menjadi tempat Sosialisasi Pemantapan Wawasan Kebangsaan dari Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) RI. Gelaran tersebut sedianya akan diadakan pada tanggal 13 Mei 2015 mendatang.
Wawasan kebangsaan ini sangat penting dan akan diperuntukkan bagi masyarakat umum. Demikian yang disampaikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal Kemenko Polhukam RI, Brigjen TNI Wawan Kustiawan setelah bertemu dengan Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Malang, Yudhi K. Ismawardi, SH, M.Hum di ruang kerjanya, Rabu (6/5).
“Kita nantinya akan mengundang Bakesbangpol, Humas, ormas lintas sektor seluruh Jatim. Untuk tempat penyelenggaraannya masih akan kami bahas. Kalau tidak di Hotel Regent, kemungkinan di Hotel Horizon. Adapun peserta sosialisasi ini antara 150 sampai 200 orang,” imbuh Wawan.
Menko Polhukam, Tedjo Edhy Purdijatno, disebutkan oleh Wawan akan membuka acara ini, dan diharapkan bentuknya bukan murni sosialisasi, akan tetapi seperti seminar. “Yang akan menjadi narasumber diantaranya adalah Rekor Universitas Muhammadiyah Malang, Dr. Muhadjir Effendy, Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Saud Usman Nasution,” sambungnya.
Yang akan menjadi moderator acara, lanjut dia, adalah Rektor Universitas Merdeka Malang, Prof. DR. Anwar Sanusi, dan dipilihnya Kota Malang sebagai tempat acara ini karena koordinasinya lebih enak, cepat, dan responnya sangat bagus. “Kami menargetkan agar para kader Bakesbangpol bisa menerapkan bagaimana wawasan kebangsaan itu kepada masyarakat,” urai Wawan.
“Saat ini wawasan kebangsaan masyarakat sudah mulai mengalami kemunduran, sehingga acara ini sangat diperlukan. Leading sector dari wawasan kebangsaan ini Bakesbangpol, sampai ke tingkat desa. Kami tidak ada agenda khusus, dan pemateri akan menyampaikan semua materi sesuai bidangnya,” tambah Wawan.
Melihat pematerinya, terang dia, ada dari BNPT, dan kita lihat saja nanti. “Sekarang kan masih tren atau marak ajaran-ajaran radikalisme dan sejenisnya. Nantinya pasti akan ada materi yang akan mencegah agar masyarakat jangan sampai terbawa oleh ajaran yang menyesatkan tersebut,” pungkas Wawan. (say/yon)