Kemajuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Jepang yang dikenal dengan Kominkan menjadi perhatian tersendiri dari Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Malang (UM). Agar PKBM yang ada di Kota Malang bisa maju seperti di Jepang, secara khusus Jurusan PLS UM mengundang pakar Kominkan dari Negera Matahari Terbit, Selasa (22/9).
Dalam kuliah tamu yang digelar di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UM, hadir dua pakar dari Jepang yaitu Prof. Kazuhiro Sumi, Ph.D dan Otsibo Hisako. Pada kegiatan ini Kazuhiro banyak berbagi pengetahuan bagaimana mengembangkan PKBM yang kalau di Jepang bernama Kominkan.
Kazuhiro mengungkapkan Kominkan di Jepang sendiri sudah ada sejak sekitar tahun 1946 seusai Perang Dunia II. Kominkan diadopsi Jepang dari negara Amerika Serikat untuk mengembangkan budaya belajar yang berbasis masyarakat.
“Ada kurang lebih sepuluh macam Kominkan di Jepang, untuk kali ini saya akan banyak bicara masalah pusat budaya di Jepang,” kata Kazuhiro, Selasa (22/9).
Di Jepang, budaya tradisional sangat dijunjung tinggi ditengah era globalisasi sekarang ini. Dari budaya lokal yang dipegang teguh inilah negara Jepang hingga kini mampu membuktikan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Ketua Jurusan PLS UM Dr. Achmad Rasyad, M.Pd mengungkapkan sengaja mendatangkan narasumber dari Jepang untuk berbagi ilmu Kominkan di jurusan PLS UM. Ada banyak sekali Kominkan di Jepang yang di Indonesia disebut PKBM, dan ini sangat bagus sekali untuk diadopsi Indonesia.
“Di Jepang, PKBM-nya sudah sangat hidup, bahkan sudah memiliki usaha seperti mal-mal besar bahkan perusahaan yang mendunia,” tegas Rasyad.
Berbagai keunggulan Kominkan Jepang itulah yang ingin dipelajari Jurusan PLS UM untuk bisa memberi sumbangsih memajukan PKBM. Dari pertimbangan itulah akhirnya selain mengundang peserta dari internal jurusan PLS, dalam kegiatan ini juga diikuti peserta dari berbagai PKBM yang ada di Malang.
“Kegiatan ini juga merupakan usaha PLS UM untuk membangun jaringan dengan pihak-pihak dari luar negeri termasuk Jepang,” pungkas Rasyad. (cah/yon)