Untuk menekan terjadinya kriminalitas seperti halnya curanmor (pencurian kendaraan bermotor), penyalahgunaan narkoba, pencurian dengan kekerasan, dan sebagainya yang selama ini cenderung meningkat, aparat kepolisian tentunya harus mempunyai cara dan strategi efektif. Jika hanya mengandalkan cara konvensional, penanganannya sejauh ini masih kurang optimal. Maka dari itu diperlukan suatu strategi yang benar-benar efektif dan efisien.
Terkait hal itulah, Jum’at malam (16/10), Mapolres Malang Kota me-launching program aplikasi bernama ‘Panic Button Polres Malang Kota’ di Hotel Savana Malang. Acara ini dihadiri seluruh ketua Rukun Warga dan PNS (pegawai negeri sipil) di lingkungan Pemkot Malang. Aplikasi ini sangat mudah untuk diakses dengan cara mengunduhnya di fasilitas Google Play Store yang ada di handphone (telepon seluler) android serta bisa didapatkan secara gratis.
Ide awal dari program ini adalah dari putri Kapolres Malang Kota, AKBP Singgamata, S.IK yaitu Jauza Tahara Rosa Syifa. Putri kedua Kapolres Malang Kota ini masih duduk di kelas 2 di salah satu SMP di Kota Surabaya. Menurut Jauza, awalnya dia ngobrol santai dengan sang papa (AKBP Singgamata_red), dan sebenarnya sang papa ingin mempunyai suatu alat tapi harganya relatif mahal sehingga kurang diminati. Tiba-tiba saja Jauza menceletuk untuk memanfaatkan menu Play Store, dan sang papa pun ternyata merespon usulnya. Beberapa waktu kemudian, sang papa benar-benar mengaplikasikan masukan Jauza, dan pada akhirnya di-launching malam ini.
Untuk mengunduh aplikasi ini sangat mudah, dari menu Play Store ketik saja Polisi Kota Malang pada menu pencarian, unduh aplikasinya dan tunggu beberapa menit. Setelah terunduh, isi data pribadi, dan di toolbar akan muncul ikon help. Nah, jika kita memerlukan bantuan polisi setiap saat, kita langsung bisa menekan ikon tombol help itu sebanyak tiga kali. Saat itu juga, server yang ada di Mapolres Malang Kota akan mendeteksi dengan ditandai berbunyinya sirine. Petugas kepolisian akan mendeteksi lokasi pengadu, melakukan koordinasi melalui HT, dan dalam 10-15 menit akan tiba di lokasi si penekan panic button untuk memberikan bantuan.
Wali Kota Malang, H. Moch. Anton sangat mengapresiasi dengan adanya aplikasi ini karena dibutuhkan oleh semua warganya sehingga di Kota Malang bisa tercipta situasi yang lebih aman dan kondusif. “Programnya bagus dan sudah seharusnya pemkot (Malang) dan masyarakat turut membantu polisi dalam menciptakan keamanan dan ketertiban. Semoga semua warga Kota Malang dapat men-download aplikasi ini dalam waktu dekat agar mereka bisa hidup lebih aman dan nyaman,” jelasnya, Jumat (16/10).
Hal senada juga disampaikan Kapolres Malang Kota, AKBP Singgamata. Menurutnya program ini sekaligus sebagai implementasi dari Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo yaitu negara harus selalu hadir di masyarakat. “Nah, polisi merupakan bagian dari negara yang selalu mengayomi masyarakat. Program ini sekaligus bentuk pelayanan publik dari pemerintah kepada rakyat, dan dalam konteks ini, polisi, TNI, pemerintah daerah dan warga bersinergi untuk mewujudkan keamanan,” sambungnya.
“Dalam satu bulan ini, program ini masih dalam tahap trial. Namun meski demikian, polisi tetap akan memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat. Yang perlu diingat juga, masyarakat hendaknya tidak main-main atau iseng dengan aplikasi ini, karena akan ada sanksi bagi yang melakukan itu. Bagi yang melakukan pelanggaran sampai tiga kali, maka nomor tersebut akan di black list dari sistem ini,” pungkas AKBP Singgamata. (say/yon)