Blimbing, MC – Evakuasi puing-puing bangunan rumah dan badan pesawat Super Tucano TT 3108 yang jatuh di permukiman warga yang ada di Jl. Laksda Adi Sucipto Blimbing Kota Malang berakhir pada Kamis sore (11/2). Dengan menggunakan satu alat berat, para prajurit TNI beserta pihak terkait lainnya melakukan pembersihan di lokasi jatuhnya pesawat.
Berdasarkan informasi dari Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Mayor Sus Hamdi Londong Allo SS yang dihubungi via telepon selulernya, video recorder pesawat ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB. Dari video itu nantinya akan diketahui apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat ini.
Setelah rumah yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat selesai dibersihkan, kemudian prajurit TNI AU melakukan pengukuran luas tanah guna membangun kembali rumah Mujianto. Pihak TNI AU rencananya akan membangun monumen di lokasi ini, namun batal karena pemilik rumah tidak berkenan. Mereka sudah lama tinggal di rumah itu, sehingga tampaknya keberatan dan sangat sulit untuk pindah.
Di lokasi jatuhnya pesawat latih yang diproduksi negara Brasil ini menyisakan sejumlah kerusakan berupa lubang besar di tembok, atap rumah runtuh dan lubang besar sedalam dua meter. Proses evakuasi ini lagi-lagi menjadi tontonan bagi masyarakat sekitar, dan mereka berkerumun di area jatuhnya pesawat.
Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Marsma TNI H. RM. Djoko Senoputro, SE membenarkan jika proses evakuasi tempat jatuhnya pesawat berakhir Kamis (11/2) sore kemarin. Disampaikannya, proses evakuasi tidak ada masalah berarti karena tim bekerja dengan baik. Saat ditanya tentang investigasi, Djoko mengatakan jika itu nantinya akan segera menyusul.
“Kita memberikan kesempatan dulu kepada tim kami untuk bekerja sebelum dilakukan investigasi. Hasil investigasi dari tim ini nantinya akan segera dilaporkan ke Mabes TNI AU. Pada intinya, mulai dari awal proses evakuasi hingga hari terakhir, tidak ada kendala apapun. Kami berharap ini segera selesai dan penyebab jatuhnya pesawat bisa cepat diketahui,” pungkas Djoko. (say/yon)