Klojen (malangkota.go.id) – Mengangkat kembali berbagai seni tradisi tempo dulu dan mengemasnya dengan menarik menjadikan Festival Kampung Pandean memiliki daya tarik tersendiri. Di festival yang digelar warga Pandean, Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang ini masyarakat serasa kembali bernostalgia akan indahnya masa lalu.
Seperti terlihat di salah satu sudut stan pameran, warga Pandean menyulap halamannya seperti areal persawahan, lengkap dengan sepeda ontel dan sarung pakaian khas tempo dulu. Wakil Wali Kota Malang Drs. Sutiaji hadir dan tampak berfoto di beberapa stan pameran sebelum membuka kegiatan, Sabtu (28/1).
Tak hanya itu, Festival Kampung Pandean juga memamerkan berbagai produk unggulan kampung Pandean, mulai dari kopi hingga sepatu buatan warga yang harganya sangat terjangkau.
Ketua Festival Kampung Pandean, Nuril Anwar mengungkapkan, pihaknya sengaja menggelar festival ini untuk mewadahi banyaknya karya masyarakat Pandean yang selama ini belum banyak dikenal. Selain itu, ia berharap adanya festival ini bisa menjadi ajang melestarikan budaya sekaligus mengangkat budaya sebagai senjata untuk bersaing dengan negara lain.
“Kami mengadakan festival ini selama dua hari. Hari pertama acaranya lebih bernuansa religi Islami, pada hari ke dua acara lebih banyak mengangkat nuansa budaya nusantara,” jelasnya.
Dalam Festival Pandean, masyarakat kembali dikenalkan tentang bagaimana indahnya tarian dan dolanan anak-anak seperti dakon, egrang, engklek dan lain-lain. Dalam festival tersebut juga diadakan penggalian sejarah babad tanah Pandean yang menceritakan sejarah berdirinya Pandean.
“Kami berharap adanya Festival Pandean bisa menjadi ajang tahunan dan menjadi pilihan masyarakat untuk berwisata ke Kota Malang,” harap Iwan.
Sementara itu Wawali Sutiaji mengatakan sangat mendukung dengan adanya Festival Pandean karena mengangkat kembali budaya tempo dulu. Selain itu, adanya pameran produk unggulan dari masyarakat Pandean juga menjadikan kegiatan ini semakin menarik.
“Saya tadi sempat mengunjungi beberapa stan, termasuk stan sepatu buatan warga Pandean. Saya melihat sendiri kualitasnya tidak kalah bagus dengan produk dari luar negeri,” terang Sutiaji.
Ia pun berharap festival ini bisa terus dikembangkan menjadi sebuah festival yang bisa mengangkat ekonomi kreatif. Pasalnya warga sudah memiliki potensi dan tinggal bagaimana mengemasnya dalam sebuah festival yang bisa menarik wisatawan dan mengangkat perekonomian. (cah/yon)
2 Comments