Blimbing (malangkota.go.id) – Korem 083 Baladhika Jaya menggelar acara nonton bareng (nobar) film Pengkhianatan G30S/PKI di Lapangan Rampal kota Malang, Sabtu malam (30/9). Diungkapkan Komandan Korem 083/Bdj Kolonel Inf. Bangun Nawoko, membludaknya jumlah penonton yang hadir di luar ekspetasi pihaknya. Dari ribuan warga tersebut, mayoritas adalah kaum muda, dimana mereka sangat antusias untuk menonton film ini.
Selain TNI dari tiga angkatan, jajaran dari pemerintah daerah, organisasi kepemudaan dan tokoh lintas agama, hadir dalam gelaran ini. Bahkan sebelum pemutaran film, dilaksanakan deklarasi untuk menolak adanya paham komunis di negeri ini, dan bisa diawali dari Kota Malang. Selain Pancasila, ideologi lain tidak sesuai dengan kemajemukan bangsa ini.
Hal itu yang ditekankan Danrem 083/Bdj saat ditemui awak media disela-sela acara nonton bareng. Meski ditengah acara nobar turun hujan, namun tidak mematahkan semangat masyarakat dan para kaum muda untuk tetap tak beranjak dari Lapangan Rampal hingga film usai.
Semangat inilah yang juga diapresiasi TNI, sehingga ke depan diharapkan akan terlahir generasi penerus bangsa yang lebih baik lagi. “Dari film ini, kita dapat mengetahui sepenggal sejarah kelam bangsa ini. Setelan nonton, kami harap semua pihak dapat mengambil hikmah dan pelajaran penting. Dengan demikian, peristiwa serupa tidak akan terulang lagi di masa mendatang,” imbau Danrem.
“Indonesia adalah negara yang dikuatkan dengan kemajemukan, yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Dan selama ini, dengan kebhinekaan tersebut, negara ini menjadi kuat dalam menghadapi berbagai tantangan atau ancaman dari manapun. Jadi, Pancasila adalah satu-satunya falsafah dan pandangan hidup bangsa, dan tidak bisa atau tidak akan tergantikan dengan yang lain,” tegas Kolonel Bangun Nawoko.
Terkait adanya isu akan munculnya paham komunis, menurutnya hal itu harus tetap diwaspadai oleh semua elemen masyarakat. Untuk mengantisipasinya, Danrem mengimbau agar kita jangan mudah terpengaruh isu yang tidak jelas, tidak mudah terprovokasi, dan bermedia sosial dengan bijak.
“Kita tidak bisa memungkiri, selama ini pengaruh media, media apapun sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara ini,” jelasnya.
Dengan menonton film pengkhianatan G30S-PKI, lanjut Danrem, diharapkan ke depan masyarakat lebih bisa menatap masa depan bangsa ini yang lebih baik lagi. Disisi lain, semua pihak harus bijak dalam menyikapi berbagai persoalan, sehingga tidak terjadi perpecahan.
“Mari kita jaga Pancasila dan UUD 1945 yang terwadahi dalam NKRI ini, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat di mata dunia,” pungkasnya. (say/yon)