Jakarta (malangkota.go.id) – Dua petinggi Malang Raya yaitu Wali Kota Malang dan Bupati Malang secara bersamaan meraih penghargaan Kepala Daerah Enterpreuner. Penghargaan diserahkan pada The 8th Annual KIN ASEAN Forum 2017 di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Rabu (6/12).
Pada event ini Wali Kota Malang meraih dua penghargaan untuk kategori bidang kemiskinan dan bidang pariwisata. Sedangkan Bupati Malang meraih penghargaan kategori bidang kesehatan dan bidang pariwisata.
Penganugerahan Wali Kota Entrepreneur Award 2017 dan Bupati Entrepreneur Award 2017 digelar sebagai bentuk kerja sama yang diinisiasi oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) bersama Kellogg Innovation Network (KIN) ASEAN.
KIN ASEAN merupakan forum berskala internasional yang diinisiasi oleh Profesor Rob Wolcott, profesor dari salah satu universitas terbaik di dunia bidang marketing, Kellogg School of Management.
Proses penentuan pemenang dilakukan melalui beberapa tahap, diantaranya sosialisasi kepada anggota APEKSI dan APKASI, pengiriman angket kepada anggota APEKSI dan APKASI, pengiriman kembali angket yang telah diisi sesuai kategori yang diajukan oleh aplikan, penilaian oleh tim juri yang terdiri dari KIN ASEAN.
Aspek penilaian dari inovasi-inovasi yang dilakukan pemerintah dilihat dari beberapa aspek yaitu kreativitas, inovasi, kewirausahaan (entrepreneurship). Kategori penilaian dari inovasi-inovasi yang dilakukan ialah kesehatan, pendidikan, kemiskinan, pariwisata, perdagangan, dan investasi.
Wali Kota Malang H. Moch. Anton dan Bupati Malang Rendra Kresna sama-sama setuju akan pentingnya mengembangkan manajemen kreatif dalam memajukan daerah.
Hal ini merespons materi diskusi dengan tema ‘Creative Destination Management’ yang dibawakan narasumber Prof. Carol Y. Y. Lin, Co Author of the Impact of Societal and Social Innovation, National Chengchi University, dan Robert C. Wolcott, Executive Director KIN.
Smart City penting, tapi Beyond Smart itu yang harus ditumbuhkan. Itu poin penting yang ditegaskan Profesor Carol. “Smart yang berakar pada kearifan lokal, budaya grass root dan partisipasi masyarakat itu makna dari beyond,” terang Hermawan Kertajaya, menanggapi pesan dari Profesor Carol.
Ditambahkannya, untuk menjadi kota yang smart dan kreatif, tidak boleh sekadar meniru atau mengikuti tren seperti latah menghadirkan festival-festival di kota-kota
“Kehadiran Kampung Warna-Warni dan Kampung Glintung Go Green merupakan contoh konkrit dari manajemen kreatif yang berbasis partisipatori dan kearifan lokal,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Malang yang akrab disapa Abah Anton oleh warga Kota Malang itu menyampaikan jika program yang lahir dari bawah (warga masyarakat) akan menumbuhkan rasa memiliki yang tinggi sehingga menciptakan energi untuk terus berkembang serta melakukan perubahan. (say/yon)