Bali (malangkota.go.id) – Plt. Wali Kota Malang Drs. Sutiaji bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Malang melakukan kunjungan kerja ke ujung timur Pulau Bali yaitu ke FKUB Kabupaten Karangasem, Kamis (2/8).
Rombongan yang berjumlah 35 orang ini diterima di Kantor Bupati Karangasem. Turut mendampingi pada kesempatan kali ini Kepala Bakesbangpol Kota Malang, Kabag Kesra dan Kemasyarakatan Setda Kota Malang dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri Kota Malang.
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia Kabupaten Karangasem, dr. Priagung Duarsa, menerima kunjungan kerja FKUB Kota Malang dengan didampingi Ketua FKUB Kabupaten Karangasem dan OPD terkait.
Ketua FKUB Karangasem I Made Sudiarsa. BA mengatakan bahwa keberadaan FKUB Karangasem berdiri dengan dasar hukum Surat Keputusan Bersama (SKB) tahun 2006 dan SK Bupati Karangasem tentang pemberdayaan FKUB Kabupaten Karangasem.
“Kami selalu hidup berdampingan, kalau kita kembali pada sejarah perjalanan keberadaan Kabupaten Karangasem, kemarin ulang tahun ke-378. Selama kurun waktu itu kami damai-damai saja pak wali kota (Sutiaji). Hubungan kami dengan tokoh agama Hindu, Kristen, Budha, Islam berdampingan seiring dan sejalan meskipun ada masalah itu kasuistis, tapi yang besentuhan dengan sara nihil,” ujarnya.
“Sesuai dengan visi Kabupaten Karangasem yaitu Cerdas, Bersih dan Bermartabat Berlandaskan Tri Hita Karana, filosofi kita tidak lepas dari harmonisasi dengan umat, sesama manusia. Kita motong pohon-pun tidak sembarangan, apalagi sampai melukai sesama,” tambah Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia Kabupaten Karangasem, dr. Priagung Duarsa yang juga masih berdarah Arema itu.
Sementara itu Plt. Wali Kota Malang Drs. Sutiaji menjelaskan bahwa secara kondisional di Kota Malang juga kondusif. Dengan memiliki keberaganan agama, jumlah mahasiswa cukup banyak yang tidak kurang dari 350-400 ribu mahasiswa, dan jumlah penduduk mencapai 9.242 orang.
Sutiaji juga menyampaikan ditengarainya beberapa kampus yang terpapar paham radikalisme. “Tapi kita bagaimana menjaga konsistensi, tidak pernah ada riak-riak yang mengarah kesana. Alhamdulillah kita memang sudah bahu-membahu, kondusivitas selalu terjaga. Memang FKUB saya jaga penuh bagaimana konsistensinya untuk menjaga kerukunan,” terangnya.
Secara filosofi orang beragama intinya menghormati, menghormati pada Tuhan, menghormati manusia, menghormati ciptaan Tuhan. Kuncinya internalisasi dalam kehidupan beragama.
“Yang masuk dalam FKUB adalah tokoh-tokoh di masing-masing agama. Ketika kita melakukan internalisasi dogma pada internal sendiri, insyaallah selesai. Kita menjelaskan bagaimana Gereja, Masjid, Vihara, Pura, insyaallah dogma-dogma yang ada ditiap agama dapat menyelesaikan,“ imbuh Sutiaji.
Di balik kekayaan keragamanan suku, agama, ras dan antar golongan di Indonesia, faktualitasnya isu SARA menjadi faktor utama terjadinya konflik horizontal. Fakta dan catatan itu yang melatar belakangi pertemuan FKUB Kota Malang dengan FKUB Kabupaten Karangasem, dan akan menjadi agenda bersama FKUB se-Indonesia dalam forum-forum temu bersama. (say/yon)