(malangkota.go.id) – Malang Flower Carnival (MFC) akan hadir kembali di Kota Malang. Tepatnya pada 15 September 2019, event yang sudah memasuki tahun kesembilan ini akan diselengarakan di Jl. Ijen Kota Malang.
Malang Flower Carnival tahun ini mengangkat tema ‘Padma Nusa’, Teratai Nusantara. Tujuannya untuk mengeksplorasi keindahan bunga teratai Indonesia. Event ini juga dalam upaya membranding Kota Malang sebagai Kota Bunga. MFC merupakan satu dari delapan event yang masuk ke dalam 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia yang digelar sepanjang tahun 2019.
Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar RI, Rizki Handayani tidak meragukan keistimewaan MFC, termasuk dalam hal mendatangkan wisatawan. Terbukti selalu ada wisatawan asing yang ingin turut berpartisipasi dalam MFC.
Tahun ini, ada perwakilan dari lima negara yang akan menjadi kontestan MFC 2019. Negara itu adalah Jerman, Belanda, Hungaria, Mesir, dan Mali.
“Peserta asing ini akan mengenakan kostum bertemakan Bunga Nusantara. Kostum dengan warna warni kuat plus tata riasnya disediakan oleh penyelenggara,” kata Rizki, Kamis (1/8).
Rizki menambahkan, geliat ekonomi akan terlihat di Kota Malang saat event berlangsung. Seperti rata-rata okupansi hotel yang minimal 60%. Bahkan ada yang memiliki tingkat okupansi 98%.
“Hal ini pun jadi sinyal positif, yaitu adanya pergerakan arus masuk wisatawan dari luar Malang secara massal. Muara dari aktivitas pariwisata adalah pertumbuhan ekonomi. Selain atraksinya, aspek aksesibilitas dan amenitas di Malang adalah yang terbaik. Kami senang mendengar perekonomian Malang bergerak karena event ini,” terang Rizki.
Sementara Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Esthy Reko Astuty, menilai Malang Flower Carnival selalu menghebohkan.
“MFC merupakan satu di antara delapan event yang masuk dalam CoE 2019 dan mewakili Jawa Timur. Setiap tahunnya selalu tampil menghebohkan,” kata Esthy.
Esthy mengatakan, penyelenggaraan event bagian penting dalam unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksebilitas). Tujuannya memajukan pariwisata yang akan memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat. Selain itu, diharapkan okupansi hotel dan jumlah turis akan terus naik.
“Berdasarkan laporan panitia, penyelenggaraan MFC 2018 diikuti 296 peserta dan mendatangkan lebih dari 20.000 pengunjung. Sehingga, membawa dampak langsung pada ekonomi kota Malang. Diprediksikan akan ada 250 hingga 300 peserta dan 22.000 penonton yang akan meramaikan acara tahun ini,” ungkap Esthy.
MFC memiliki reputasi besar. Mereka telah 36 kali mewakili Indonesia di event besar internasional. MFC pernah meraih juara Best Perform dan Best Costum di Moskow, Russia, pada Oktober 2014. Status juara untuk Best Tradisional Costume Hilo Green Ambassador 2014 juga diraih MFC.
Lalu pada 2016, Best National Costume diraih dari Miss Queen Tourism Ambassador International di Kuala Lumpur, Malaysia.
“MFC ini luar biasa. Menegaskan Malang sebagai Kota Bunga. Standardnya dunia. Sebab, semua aspek di Malang adalah yang terbaik. Lalu, mereka juga benar-benar menginspirasi. Apalagi, MFC ini didesain sangat ramah lingkungan,” terang Esthy.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni, SH, M.Si mengatakan, peserta MFC 2019 diprediksi akan meningkat. Khususnya peserta dari Kota Malang dan kota-kota lain di Jawa Timur.
Seperti, Surabaya, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pasuruan, Surabaya, Probolinggo, Bondowoso, Kediri, Nganjuk, dan Batu. Bahkan dari Luar Jawa Timur seperti dari Jogja, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi dan Kalimantan.
“Acara dikemas semaksimal mungkin, Jl. Ijen sepanjang 800 meter yang merupakan salah satu ikon Kota Malang akan dibuat berbunga oleh ratusan desainer dan pelajar. Itu diselaraskan dengan tema Padma Nusa yang diusung di seri 2019,” kata Ida Ayu.
President MFC (Malang Flower Carnival) Indonesia, Agus Sunandar mewakili MFC Community dan ketua Pelaksana MFC 2019, menjelaskan bahwa peserta MFC 2019 dibagi menjadi dua, yaitu kategori anak dan dewasa.
Kategori anak-anak diikuti peserta yang berumur 6-13 tahun. Sedangkan kategori dewasa / umum berlaku unuk peserta berumur di atas 14 tahun. Peserta karnaval akan mengenakan busana dengan tiga kriteria utama, yaitu, Glamour, Monumental (berdimensi besar) dan Ergonomis/nyaman dan mudah digunakan, berlenggang di sepanjang Jalan Ijen dengan panjang runway 800 meter. Kondisi jalannya lurus dan rindang. Cocok digunakan untuk catwalk, street carnival.
Kostum-kostum yang dilombakan dan ikut parade adalah kreasi baru dari para peserta. Sedangkan peserta yang sudah menang tahun lalu tidak lagi bisa mengikuti lomba dengan kostum yang sama.
“Hal ini dimaksudkan untuk memicu kreativitas masyarakat. Dan memunculkan desain desain baru yang lebih inovatif, sehingga kreatifitas masyarakat lebih meningkat lagi untuk menguatkan dan mengukuhkan lagi Kota Malang sebagai Kota Kreatif Dunia,” tambah Agus Sunandar.
Meski memajang karnaval kostum bermotif bunga, MFC tetap ramah kepada semua. Event ini disulap menjadi panggung besar ekonomi kreatif. Ada rangkaian kegiatan lain juga yang bisa dinikmati di karnaval ini.
Seperti tarian kolosal, musik dan tarian, juga kostum dengan tema indonesia. Ada 6 sub sektor ekonomi kreatif yang terlibat. Mereka ini adalah kuliner, fashion, seni pertunjukan, fotografi, seni rupa, dan seni kriya.
“Pada penyelenggaraan event ke-9 ini, MFC memang berkolaborasi dengan sub sektor lain secara masif. Kami memang sedang menciptakan ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang. Nantinya sistem di sini memiliki basis kolaborasi. Kami optimistis, Malang akan menjadi kota kreatif di Indonesia, dan bahkan dunia” ujarnya.
Bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya, kemegahan MFC tidak pernah meragukan. Bagi yang ingin menyaksikan serunya agenda ini, silakan datang ke Malang. Pilihan moda transportasinya banyak. Mulai dari kereta, bus, dan penerbangan, semua tersedia.
“Waktu tempuh ke Malang dari Jakarta pun tak lama. Malang bisa dicapai sekitar 1 jam 25 menit via udara. Silakan datang ke Malang. Kalau dari Jakarta bisa direct terbang ke Malang,” kata Menpar Arief Yahya.
Pengunjung juga bisa memilih berbagai penginapan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Ada hotel, guess house sampai homestay yang bisa di hunting di sekitar lokasi acara dan semuanya bisa di cari dengan mudah di internet.
“Saya senang karena MFC cukup mengakomodir budaya-budaya lokal Indonesia dan lebih menggali lagi kekhasan daerah Malang dan lainnya. Ke depan untuk akomodasi kegiatan pengunjung ke Malang ini harus dipersiapkan secara matang. Dan terus dijaga kualitasnya dari para pesertanya,” ujar Menpar Arief Yahya.
Ajang MFC ini sendiri juga merupakan sebuah pemanasan sebelum mengikuti event tingkat internasional. Dengan kostum atau busana yang berdimensi besar, mereka melenggang di ruas Jalan Ijen yang pada saat acara berlangsung akan menjadi semacam catwalk.
“Event-nya dijamin keren. Kostum MFC itu sudah kita kelilingkan di berbagai travel mart, festival, dan show di berbagai penjuru dunia. Dan selalu menjadi ajang selfie dan perhatian khusus pengunjung booth Wonderful Indonesia,” pungkas Menteri asal Jawa Timur ini. (*/yon)