Klojen (malangkota.go.id) – TNI-Polri, warga masyarakat, pelajar dan komunitas lintas sektor mengikuti kirab bertajuk Silaturahmi Kebangsaan, Minggu (03/11/2019). Kegiatan yang dimotori Korem 083/Baladhika Jaya (BDJ) yang sekaligus menyambut Hari Pahlawan ini diawali dengan tabur bunga bersama di Makam Pahlawan TRIP.
Acara kemudian dilanjutkan prosesi penyerahan bendera Merah Putih dari Danrem 083/BDJ kepada Wali Kota Malang, tokoh agama dan pemuda yang kemudian dilanjutkan kirab sepanjang empat kilometer. Dalam iring-iringan kendaraan tersebut juga dibentangkan bendera Merah Putih berukuran 6×80 meter menuju Lapangan Rampal.
Danrem 083/BDJ Kol. Inf. Zainuddin berharap melalui kegiatan ini semua elemen masyarakat, khususnya kaum muda dapat meneladani nilai-nilai perjuangan pahlawan kemerdekaan, terutama dari Tentara Republik Indonesia Pelajar atau TRIP. “Mereka berjuang mempertaruhkan jiwa raga dan tanpa pamrih demi sebuah kata, merdeka,” ujarnya.
Danrem juga mengingatkan, bahwa ancaman atau terjadinya perang di era yang serba modern ini lebih berbahaya. Seperti melalui teknologi informasi yang dapat melunturkan rasa nasionalisme dan patriotisme, hingga ancaman radikalisme. “Jika hal itu dibiarkan dan tidak ada filter yang kuat, maka dapat mengancam keutuhan NKRI,” imbuh Danrem.
Dengan bersatunya ulama, umara dan masyarakat dalam kegiatan seperti ini, maka ke depan diharapkan dapat menangkal semua ancaman dan gangguan yang dapat merongrong persatuan.
“Dengan kebersamaan dan komitmen yang kuat, maka sebesar apapun rongrongan dari luar yang mengancam keutuhan NKRI pasti dapat dicegah dan ditanggal dengan baik,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji yang mengatakan bahwa kaum muda harus menjadi yang terdepan dalam menjaga kebinekaan dan keutuhan NKRI.
Lebih jauh pria berkacamata itu mengatakan, pikiran kita boleh mengikuti kemajuan budaya, dan bahkan dari luar sekalipun. Namun kita harus tetap bangga menjadi warga negara Indonesia, dan ini harus dikedepankan.
“Dalam membangun dan pembentukan karakter, kita juga harus membaca sejarah dan keteladanan para pejuang kemerdekaan bangsa ini,” pungkas Sutiaji. (say/yon)