Malang, (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji mengungkapkan banyak kreativitas yang dibangun di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikannya saat diskusi secara daring melalui siaran langsung di Instagram bersama Master of Ceremony (MC) Kota Malang, Oneng Sugiarta, Selasa (09/02/2021).
Dalam diskusi bertema ‘Kreativitas Dalam Situasi Serba Terbatas,’ Sutiaji mengapresiasi berbagai kreativitas yang lahir di masyarakat hingga bisa menghasilkan di tengah pandemi Covid-19.
Pada kesempatan ini, Sutiaji berharap dengan adanya kelonggaran dalam ketentuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro bagi pengusaha kafe, tempat makan, dan mal dapat berdampak baik terhadap eksistensi para penggiat seni. Jam operasional kafe diberikan kelonggaran hingga pukul 22.00 WIB, sedangkan untuk kapasitas kafe atau rumah makan yang sebelumnya 25% saat ini naik jadi 50%.
“Namun harus tetap menyesuaikan, di dalam kafe harus menjaga jarak, penggiat seni asalnya tidak pakai masker, sekarang pakai masker, jamnya juga harus menyesuaikan, tapi tidak mengurangi aktivitas teman-teman seni,” terang Sutiaji.
Menurut Sutiaji, situasi pandemi saat ini mengharuskan semua orang untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri agar bisa hidup di tengah Covid-19. Ia menambahkan PPKM mikro tidak akan merugikan semuanya. Sistem penjagaan diserahkan pada masyarakat tentu dalam pengawasan Pemerintah Kota Malang hingga RT/RW.
Pelaksanaan PPKM mikro ini telah diatur Pemerintah Kota Malang dalam Suray Edaran (SE) Wali Kota Malang Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Pembentukan Posko Penanganan Covid-19 di Tingkat Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19. “Jadi basic-nya adalah pengetatan di tingkat RT dan RW untuk menekan penyebaran Covid-19, ” tambahnya.
Di tengah live Instagram, Sutiaji mengimbau masyarakat untuk tetap taat pada protokol kesehatan. “Jika kita tidak taat, kita tidak bisa hidup sebagaimana yang kita inginkan. Intinya kembali kepada kita masing-masing, jika menaati protokol kesehatan secara ketat maka kita bisa hidup di tengah Covid. Seni dan penggiat seni tatap jalan meski tidak semaksimal jika tidak musim pandemi,” ungkap Sutiaji.
Dalam pemaparan singkatnya, ia menambahkan terkait Malang Heritage, ke depan harapannya selain menarik wisatawan juga bisa menjadi tempat bagi penggiat seni untuk berkarya.
Setelah sebelumnya mengusulkan disabilitas dan wartawan menjadi skala prioritas penerima vaksin, Sutiaji juga akan menyampaikan usulan kepada dinas terkait agar pekerja seni masuk dalam skala prioritas tersebut.
“Hal ini dikarenakan pekerja seni sering bersentuhan dengan orang banyak. Sehingga perlu dilakukan pencegahan untuk menekan risiko terpapar atau menularkan virus Covid-19,” tutupnya. (eka/rika/ram)