Malang, (malangkota.go.id) – Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, berbagai aktivitas pun tetap digelar di Masjid Agung Jami Kota Malang selama bulan Ramadan 1442 Hijriah tahun ini. Sebanyak 30 remaja masjid dan santri pun diberi tugas sebagai satgas Covid-19 secara bergantian guna memastikan para jemaah yang jarang mematuhi protokol kesehatan.
Beberapa aktivitas yang dimaksud yaitu kuliah subuh Ramadan yang diadakan setiap hari setelah salat subuh, kuliah menjelang berbuka puasa setiap pukul 16.15 hingga 17.15 WIB. Pengajian menjelang salat witir diadakan di 10 hari terakhir bulan puasa pada malam 21, 23, 25, 27 dan 29.
Setiap hari Sabtu pukul 08.00-10.00 WIB diadakan kuliah duha untuk ibu-ibu muslimah. Meski demikian, warga dimbau agar tetap menjalankan ibadahnya selama bulan Ramadan ini di rumah, musala atau masjid terdekat. Sehingga tidak memicu adanya kerumunan yang berpotensi menjadi penyebaran virus Covid-19.
Beberapa hal itu yang disampaikan Wakil Ketua Takmir Masjid Agung Jami Kota Malang, Mahmudi Muhith pada Jumat (16/04/2021). Pada malam Nuzulul Quran atau malam turunnya Al-Quran pada malam ke-17 Ramadan yang diperkirakan jatuh pada tanggal 29 April, juga akan dilaksanakan khataman Al-Quran setelah salat subuh.
Ditambahkan Mahmudi, dari kapasitas masjid yang mencapai 5.000 jemaah, selama Ramadan yaitu ketika salat tarawih dibatasi hingga 50 persen. Demikian juga dengan kegiatan tadarus atau mengaji bersama usai salat tarawih, selain orangnya dibatasi maksimal 10 orang, untuk pengeras suara juga tidak terlalu keras seperti sebelum pandemi. “Tadarus ini maksimal kami gelar hingga pukul 22.00 WIB dan setelah itu pintu masjid ditutup,” urainya.
Selain ada petugas yang berperan sebagai satgas, di lingkungan masjid pun telah disiapkan sarana prasarana protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, bilik disinfektan, pengukur suhu, dan masker. “Semua itu bahkan sudah ada sejak awal pandemi pada Maret 2020 lalu,” jelas Mahmudi.
Berbagai kegiatan di atas, terang Mahmudi, juga disiapkan langsung di Radio Madinah FM milik masjid serta kanal Youtube. Sehingga umat muslim tidak perlu datang ke Masjid Agung Jami. Untuk penerimaan dan pembagian takjil atau makanan pembuka berbuka puasa, jika sebelum pandemi mencapai 500 sajian, saat ini maksimal hanya untuk 300 orang.
“Pihak masjid juga menerima serta menyalurkan zakat fitrah dan zakat maal, sehingga akan turut membantu umat Islam dalam memenuhi rukun Islam ke-4 tersebut. Setiap umat Islam yang kebetulan hendak menjalankan ibadah atau mengikuti kegiatan di Masjid Agung Jami, hendaknya mematuhi semua aturan terkait penerapan protokol kesehatan,” pungkas Mahmudi. (say/ram)