Malang, (malangkota.go.id) – Hingga saat ini setidaknya ada 2.200 ton beras di gudang Perum Bulog Malang guna memenuhi kebutuhan warga di Malang Raya selama Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah. Stok tersebut diklaim dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hingga Natal bahkan tahun taru 2022 karena tingkat kebutuhan warga tidak terlalu besar.
Dalam satu hari suplai atau distribusi beras kepada masyarakat berkisar antara 11 hingga 20 ton karena di sejumlah daerah sedang panen raya. Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala Perum Bulog Cabang Malang, Dhanny Yudha pada Jumat (07/05/2021). Untuk kebutuhan atau stok kebutuhan pokok lainnya seperti minyak goreng, gula pasir dan tepung terigu juga demikian, dipastikan aman hingga 4 sampai 5 bulan ke depan.
Stok sekitar 12 ribu liter minyak goring, 300 ton tepung dan sekitar 500 ton gula pasir dipastikan dapat memenuhi kebutuhan warga hingga menjelang perayaan Natal. Selama Ramadan, kata Dhanny, tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan dari sejumlah kebutuhan tersebut sehingga kondisi ekonomi warga pun relatif stabil.
Warga yang mengurangi aktivitasnya di luar rumah selama pandemi Covid-19 turut menekan tingkat konsumsi masyarkat sehingga perekonomian tidak bergolak. “Meski demikian, jika beberapa hari menjelang Hari Raya Idulfitri terjadi lonjakan harga yang tidak wajar maka kami bersama Pemkot Malang sudah siap menggelar operasi pasar,” sambung Dhanny.
Ketika ditanya terkait serapan beras dari petani seperti apa? Pria berkacamata ini menjawab cukup bagus. Kondisi gudang Bulog, terang Dhanny mulai penuh dan untuk pengadaan sangat baik juga. Pasalnya, petani mempunyai kepercayaan tinggi terhadap Perum Bulog sehingga mau menjual hasil panennya kepada institusi ketahanan pangan milik pemerintah tersebut.
Lebih jauh Dhannya menyampaikan, hingga saat ini harga-harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar rakyat masih relatif stabil. Seperti beras dengan kualitas medium harganya Rp13 ribu per kilogram, gula pasir Rp12 ribu, tepung Rp10 ribu, telor Rp21 ribu dan minyak goreng Rp15 ribu per liter.
“Namun jika dari harga-harga tersebut ada kenaikan, terutama saat mendekati momen Hari Raya Idulfitri, misalnya akan kenaikan antara Rp5.000 hingga Rp10.000, maka operasi pasar akan dilaksanakan guna menstabilkan harga di pasaran. Dengan demikian, tidak akan menimbulkan keresahan juga di kalangan masyarakat,” pungkasnya. (say/ram)