Malang, (malangkota.go.id) – Jelang perayaan Natal 2021, berbagai persiapan telah dilakukan gereja, tak terkecuali Gereja Hati Kudus Yesus (HKY) Kota Malang. Terlihat beberapa umat asyik mempercantik gereja untuk menyemarakkan perayaan Natal kali ini. Bunga kering dan bunga segar berpadu menjadi satu rangkaian yang indah. Dekorasi Natal di Gereja HKY tahun ini adalah rustic.
Di halaman depan bangunan gereja hasil rancangan seorang arsitek Belanda ini, ada sebuah Kandang Natal, dengan beberapa tanaman sayur dalam polybag di sekelilingnya. Sedangkan di depan pintu utama gereja ada dua pohon kering yang sedang dipasang gantungan kertas yang masing-masing tertulis sifat-sifat manusia, ialah yang disebut pohon pengharapan dan pohon keprihatinan.
“Kedua pohon ini menggambarkan situasi masyarakat sekarang. Di mana dalam situasi sulit terlebih selama pandemi ini, mungkin banyak keprihatinan yang dialami. Namun dengan kelahiran Yesus selalu ada harapan yang baru,” erang Romo Henricus Suwaji, O. Carm, Pastor Kepala Paroki HKY.
Di dekat kandang juga dihiasi dengan sayuran yang ditanam dalam polybag sebagai sebuah ajakan di tengah pandemi, yaitu dengan gerakan umat di tengah kota yang tidak punya lahan. Sehingga bisa memperbaiki perekonomian dan lingkungan hidup. Berbeda dari Natal tahun sebelum pandemi, kali ini Kandang Natal sengaja diletakkan di halaman depan gereja.
“Biasanya Kandang Natal selalu menjadi fokus utama dekorasi, yang mengundang antusiasme umat untuk berfoto. Tahun ini sengaja kami tempatkan di luar gereja untuk mencegah kerumunan di dalam gereja. Selain itu. penempatan kandang di luar gereja bertujuan agar suka cita Natal dapat dirasakan secara lebih luas,” ungkap Lina, seksi dekorasi Gereja HKY.
Sesuai dengan tema Natal 2021 yang telah ditetapkan oleh Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), yaitu ‘Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan.’ Pastor Kepala Paroki HKY ini mengungkapkan bahwa keprihatinan terhadap pandemi Covid-19 ini memanggil semua orang untuk bersama-sama membangun persaudaraan.
“Di tengah ketidakberdayaan ini kita disadarkan untuk berjalan bersama agar bisa mengatasi situasi keprihatinan ini. Natal ini merupakan perwujudan kita dikasihi Tuhan, maka kita pun harus bergerak berbagi kasih kepada saudara-saudara kita terutama yang terkena musibah dengan aksi nyata seperti pemberian bantuan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan dan para korban erupsi Gunung Semeru,” sambungnya.
Pastor yang akrab disapa Romo Waji ini mengungkapkan, bahwa gereja tidak hanya berada di tengah masyarakat, namun gereja yang memasyarakat. “Dengan demikian, orang dapat merasakan kehadiran Allah dengan apa yang kita wartakan dan lakukan sebagai gereja,” pungkasnya.
Sementara itu, terkait pelaksanaan perayaan Natal tahun ini, Budi Cahya selaku Ketua Panitia Perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 Paroki HKY menuturkan, untuk pelaksanaan misa Natal kali ini menggunakan prinsip terjadwal, terdata, dan terbatas. Dengan sistem ini diharapkan, peribadatan Natal ini dapat sesuai dengan anjuran pemerintah dan protokol kesehatan.
“Jumlah umat yang diperkenankan mengikuti misa hanya 50% dari total kapasitas gereja. Untuk pendataan umat misa dilakukan dengan dua sistem yakni melalui aplikasi eventbrite dan pendataan manual, dengan membagikan pin khususnya bagi umat yang sudah lanjut usia. Di luar itu, mohon maaf tidak diperkenankan masuk,” terang Budi.
Budi menambahkan, Gereja HKY ada tiga area yang digunakan dalam pelaksanaan misa. Sehingga umat tidak berkumpul di satu tempat saja, yakni di dalam gereja induk, samping gereja, dan gedung pertemuan KSB, dengan total kuota 360 umat. Dengan protokol kesehatan yang ketat, Misa Malam Natal tanggal 24 Desember dilakukan dua kali, dan keesokan harinya ada tiga kali misa. (ari/ram)