Kedungkandang, (malangkota.go.id) – Warga Jambangan, Malang, Yuda mengembangkan budidaya lebah klanceng atau lebah madu tanpa sengat di Dusun Baran, Kelurahan Cemorokandang, Kota Malang.
Penjaga peternakan lebah klanceng Muhammad Husein mengungkapkan, usaha lebah klanceng yang dirawatnya adalah milik Yuda warga Jambangan, Dampit, Kabupaten Malang. Muhammad Husein sudah delapan bulan mengelola peternakan ini dan tiga bulan terakhir diisi dengan kotak dan bibit madu klanceng.
“Sebelum meletakan bibit klanceng selama lima bulan, sebelumnya kami menanami tempat ini dengan banyak bunga. Mulai bunga kertas sampai dengan bunga air terjun pengantin yang nantinya menjadi pakan alami lebah klanceng. Ternak lebah yang dikelolanya ini akan panen dua bulan lagi,” jelas Husein, Rabu (5/1/2021).
“Kalau umurnya sudah lima bulan baru klanceng bisa mulai kami panen. Kalau sudah lima bulan panen berikutnya bisa dilakukan sebulan sekali,” ujar Husein.
Husein menceritakan dari pengamatan yang dilakukan selama ini, dia melihat klanceng yang dipelihara sudah mulai kerasan. Terbukti semakin hari jumlahnya sudah semakin bertambah. Hal ini menjadi harapan yang baik untuk meraih hasil terbaik.
Pengelolaan madu klanceng ini membutuhkan modal yang tidak sedikit, untuk satu koloni madu klanceng yang dibeli untuk pembibitan harganya Rp800.000,00. “Di tempat ini ada 100 kotak tempat klanceng. Untuk bibit awal saja dibutuhkan biaya Rp80 juta. Ini tentu sulit dijangkau untuk pemilik modal kecil,” kata Husein.
Meski biaya untuk budidaya klanceng yang dikelolanya besar, Husein menceritakan hasil madu klanceng yang dibudidayakan memang sangat menjanjikan. Harga per liter madu klanceng mencapai Rp1 juta per liter.
“Harga Rp1 juta per liter itu kami sudah tidak perlu bingung memasarkan. Karena sudah ada yang mengambil sendiri,” ujar Husein.
Klanceng yang dibudidayakan ini memiliki bentuk yang berbeda dengan klanceng lokal. Ukuran lebah klanceng yang dibudidayakan besarnya tiga kali lipat lebih besar dibanding lebah klanceng liar. (cah/ram)