Malang, (malangkota.go.id) – Menjelang Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah/2022 pekan depan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bersama seluruh unsur dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang menggelar High Level Meeting di Ruang Rapat Wali Kota Malang, Rabu (27/4/2022).
Agenda ini dipimpin Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji membahas sinergi dan kesiapan seluruh komponen tim dalam mendukung stabilitas harga dan ketersediaan pasokan bahan pokok di Kota Malang.
“Bukan hanya ketersediaan tapi juga keterjangkauan, harga dan lokasi distribusi. Hadirnya jajaran TNI/Polri juga bagian menguatkan sinergi mengawal hal ini. Nanti kita lihat di lapangan,” ujar Sutiaji.
Tingkat inflasi month to month (mtm) di Kota Malang pada bulan Maret 2022 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang tercatat 0,63 persen. Komponen penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi.
“Perlu disampaikan, dipublikasikan ke masyarakat bahwa pengaruh inflasi bukan hanya pangan saja,” imbuh Sutiaji.
Secara umum menjadi kelaziman pada periode hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Hal ini mengingat adanya potensi permintaan harga sejalan dengan kenaikan permintaan musiman. Secara komparatif angka inflasi cenderung meningkat, namun masih terkendali dalam rangka penyehatan ekonomi nasional dan regional.
Sejumlah tantangan jelang idulfitri meliputi kenaikan harga minyak goreng, kenaikan harga komoditas energi seperti LPG 3 kg, peningkatan harga emas yang dijadikan instrumen investasi aman, kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 10 menjadi 11 persen serta kenaikan harga tempe dikarenakan kenaikan harga kedelai impor.
Kepala BI Malang Samsun Hadi turut menegaskan pentingnya langkah taktis dan upaya pencegahan maupun antisipasi untuk menjaga agar inflasi stabil. “Model-model kerja sama antardaerah sudah diadopsi Pemkot Malang saya rasa bagus. Selain mendorong produktivitas, kita juga mendorong digitalisasi farming,” terang Samsun.
Menyikapi hal tersebut TPID telah melakukan sejumlah strategi yang mencakup 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif, termasuk kerja sama antardaerah dan penguatan infrastruktur.
Sejumlah langkah riil yang difasilitasi pemerintah di antaranya 2.190 paket sembako dalam Program Pangan Bersubsidi, pemantauan rutin, operasi pasar dan pasar murah, kerja sama Perumda Tugu Aneka Usaha (Tunas) dengan Perumda Dharma Jaya dan Koperasi Unggas Mandiri.
Usai pertemuan, Sutiaji bersama tim langsung meninjau sejumlah seperti Pasar Bunul, Distributor Sembako di seputaran Jalan Sukarno-Hatta, dan Depo Pertamina di Jalan Halmahera. (ndu/ram)