Malang (malangkota.go.id) – Hingga saat ini masih banyak orang pintar berdalil, tapi perilakunya atau perbuatan sehari-harinya tidak sesuai tuntunan agama atau adat istiadat setempat. Hal seperti inilah yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan dan memecah belah persatuan yang terbangun kuat di masyarakat.
Beberapa hal itu yang disampaikan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji saat menghadiri silaturahmi cangkrukan ngaji budaya di aula PPIQ Darul Hidayah Jalan Bareng Kartini 3 G No. 29 Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Jumat (13/5/2022).
Orang nomor satu di Pemkot Malang itu pun mengapresiasi gelaran ngaji budaya tersebut yang diikuti berbagai elemen masyarakat serta umat lintas agama. “Ini salah satu wujud kebinekaan yang sudah terbangun kuat di masyarakat kita dan harus terus dikuatkan,” imbuhnya.
Lebih jauh Wali Kota Sutiaji menyampaikan, ngaji itu tidak mutlak hanya dengan membaca Al-Qur’an tapi pengertian dan perwujudannya sangat luas. “Jika kita sering ngaji atau belajar, maka akan semakin menguatkan keilmuan dan wawasan kita yang mungkin tidak diperoleh di lembaga pendidikan formal,” urainya.
Yang tak kalah penting, disampaikan pria berkacamata itu, hendaknya jangan terlalu bangga dengan apa yang dimiliki. Apabila itu terjadi, maka akan menimbulkan rasa sombong. “Selain itu, apa yang kita miliki dan kita banggakan nantinya pasti akan kita tinggalkan, yaitu ketika kita menghadap yang Mahakuasa, karena semua itu hanya titipan,” pungkas Sutiaji. (say/ram)