Malang, (malangkota.go.id) – Mendekati pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) serentak tahun 2024 berbagai antisipasi oleh Pemerintah Kota Malang. Kali ini melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) mengumpulkan berbagai elemen masyarakat. Seperti tokoh agama, masyarakat, pemuda dan lembaga swadaya masyarakat. Berlabel sosialisasi antisipasi potensi konflik dalam pilpres dan pilkada, mereka dikumpulkan di Hotel Tychi pada Rabu 23 November 2022.

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji sampaikan pentingnya pendewasaan politik

 

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji usai membuka acara tersebut mengatakan bahwa saat ini masyarakat dituntut lebih cerdas dalam berbagai hal. Misalnya ketika mendapat sebuah informasi hendaknya jangan ditelan mentah-mentah, karena berpotensi informasi itu merupakan kabar bohong atau hoaks dan dari hal ini dapat memicu konflik horizontal dan memecahbelah persatuan.

Sutiaji juga berpesan, hendaknya ada pendewasaan politik, jangan terbawa arus politik identitas dan fanatisme yang berlebihan. Yang tak kalah penting, harus ada penguatan nilai-nilai kebangsaan, mitigasi konflik dan tidak mudah terprovokasi. “Dari semua itu, maka pesta demokrasi lima tahunan nanti tidak akan tercoreng oleh ulah segelintir orang dan atau kelompok tertentu,” imbuhnya.

“Menjelang 2023-2024 ini mesin politik sudah mulai dipanaskan, maka kita harus ada pendewasaan untuk menjaga stabilitas dan kondusivitas Kota Malang. Nilai-nilai kebangsaan yang harus kita kuatkan dan jangan sampai tercoreng oleh agenda lima tahunan karena pilihan yang berbeda. Ini proses demokrasi, dengan demokrasi nanti bagaimana masyarakat Indonesia sejahtera,” paparnya.

Bakesbangpol sebagai salah satu penjaga gawang politik, kata Sutiaji, akan berkolaborasi dengan bagian kesejahteraan Pemkot Malang. Dalam hal ini tokoh dari enam agama dan satu aliran kepercayaan akan diajak melakukan penguatan dan pemahaman politik. Mereka nantinya akan melanjutkan dan memberi imbauan kepada masing-masing pemeluknya. “Dalam konteks ini, karena fatatisme atau kedok agama berpotensi besar memicu konflik dalam sebuah pesta demokrasi,” ungkapnya. (say/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content