Malang, (malangkota.go.id) – Tahun ini, Pemkot Malang sengaja menggandengkan Hari Bela Negara dengan Hari Ibu, maka tak heran peserta upacara kali ini didominasi oleh kaum hawa. Tampak pula barisan ibu-ibu berkebaya hijau dengan topi caping di kepala sebagai peserta upacara di Balai Kota Malang, Kamis (22/12/2022).
Ibu-ibu ini adalah anggota organisasi Perempuan Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Malang. Terkait organisasi ini, Ketua DPC Perempuan Tani HKTI Kota Malang, Mia Jumiati, SH., CAH menyampaikan bahwa organisasinya hadir dalam upaya memberi motivasi bagi para perempuan untuk dapat memiliki akses yang sama dalam hal pembangunan pertanian. Sehingga perempuan tak hanya menjadi seorang ibu rumah tangga saja. Namun terus dipacu untuk mandiri dan berdaya. Perempuan Tani HKTI berupaya mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani Indonesia melalui peranan perempuan tani.
Perempuan Tani HKTI Kota Malang juga mendorong masyarakat untuk semaksimal mungkin memanfaatkan lahan yang ada. Perempuan ini menyampaikan bahwa untuk bertani tidaklah harus memiliki lahan yang luas, tetapi bisa juga dengan memanfaatkan polybag, hidroponik, ataupun metode urban farming juga bisa dilakukan di lahan terbatas.
“Kami juga berikan beragam pelatihan, misalnya hidroponik. Seperti beberapa waktu lalu kami libatkan peserta dari lima kecamatan, sampai mereka bisa mandiri untuk budidaya sendiri. Kami melakukan pendampingan hingga produk layak jual. Selain itu, kami juga carikan pasar, kami bukakan jalan untuk distribusi produk pertanian,” sambungnya.
Membaca fakta bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) di 2021, sebanyak 64,5 persen dari total usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dikelola oleh kaum perempuan. Lebih lanjut, Mia menyampaikan bahwa Perempuan Tani HKTI juga menaruh perhatian pada pengembangan UMKM, yang tidak hanya produk pertanian dan olahan hasil pertanian saja.
“Bahkan untuk produk fesyen sudah bisa dipasarkan ke luar negeri, seperti Bahrain. Kami selalu mendukung pada kelompok wanita tani dan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Giat kami memotivasi terutama yang belum punya pengalaman untuk dapat semakin berdaya,” tutup Mia. (ari/ram)