Lowokwaru (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji berpesan kepada jemaah calon haji (JCH) untuk menjaga kejernihan niat. Hal ini disampaikannya saat membuka Bimbingan Manasik Haji Bagi Jemaah Haji Reguler Kota Malang tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi di UIN Maulana Malik Ibrahim Kota Malang, Rabu (10/5/2023).
Wali Kota Malang Sutiaji dalam sambutannya mengungkapkan bahwa manasik haji ini dilaksanakan dengan niat untuk memenuhi panggilan Allah SWT, dan mudah-mudahan kelak menjadi haji yang mabrur.
Diceritakannya, untuk naik haji, dulu mungkin nominal uang yang diperlukan terbilang kecil, sedangkan sekarang menjadi besar. “Insyaallah jangan pernah merasa menyesal. Ketika nanti di Tanah Suci, semua orang berkumpul, ibadah haji adalah momentum haji itu tauhid,” tuturnya.
Ditambahkannya, momentum ibadah haji adalah untuk meng-upgrade keimanan kita kepada Allah SWT. Seringkali manusia sering dalam kehidupannya menunda dan mengesampingkan panggilan Allah SWT.
“Tetapi kita kadang masih mengesampingkan Allah SWT. Kita masih di kantor, masih konsentrasi di komputernya, bagi yang pedagang masih mementingkan dagangannya dibandingkan panggilan Allah SWT,” terang Sutiaji.
Pria berkacamata itu pun berharap mudah-mudahan ketika para jemaah haji sudah berada di Tanah Suci benar-benar sadar ketika hanya sebatas kain ihram yang menempel di badan.
“Keluarga ditinggalkan, harta ditinggalkan, karena hanya satu tujuan kita, hanya Allah SWT yang memberikan segalanya. Itu yang sering kita lupakan, jabatan kita tinggalkan, yang menempel pada diri kita hanya sehelai kain putih, hanya itu saja,” jelas Sutiaji.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang tersebut menuebutkan bahwa kenikmatan semuanya datangnya dari Allah SWT, akan kembali kepada Allah SWT, dan kelak semua harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Maka dari itu, kepada Jemaah calon haji ini Wali Kota Malang berpesan untuk senantiasa menjaga kejernihan niat. “Niatkan ibadah haji ini adalah untuk meng-upgrade keimanan dan ketakwaan manusia kepada Allah SWT. Setelah niatnya ditata, selanjutnya yang disiapkan adalah perbekalannya. Terutama perbekalan hati, jangan ada rasa hasut, jangan ada rasa sombong. Kerena di Tanah Suci balasan dari Allah SWT bisa ditunjukan dengan mata kepala manusia sendiri-sendiri,” tutupnya. (cah/yon)