Klojen (malangkota.go.id) – Sejauh ini sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) masih efektif guna meciptakan pemerataan kualitas pendidikan. Sistem zonasi ini memiliki dampak positif, karena mampu menghadirkan keterlibatan nyata dari pemerintah dalam pendidikan yang berkeadilan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, SE, MM, Selasa (22/8/2023). Salah satu buktinya, menurutnya adalah bahwa sampai saat ini kehadiran pemerintah nyata dalam sistem tersebut.
“Jika dulu kita mengenal istilah pinter-pinteran, kini kita mengembangkan konsep zonasi yang lebih inklusif. Sistem tersebut memberikan kesempatan kepada semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang memiliki potensi kecerdasan yang beragam,” imbuh Suwarjana.
Dengan adanya sistem zonasi, baik sekolah negeri maupun swasta menjadi pilihan bagi semua anak tanpa memandang tingkat kecerdasan. “Saya yakin bahwa manusia dilahirkan di dunia ini pasti memiliki kecerdasan yang berbeda, dan di sisi lain pasti mempunyai keistimewaan,” ungkapnya.
Lebih jauh dia mengatakan, bagaimanapun juga sistem zonasi ini masih kita butuhkan. Pasalnya, mutu dan kualitas pendidikan tidak ada yang bagus, tidak ada yang jelek, tapi semuanya bagus. “Tidak ada yang favorit, tidak ada yang tidak favorit, tapi semuanya favorit. Yang memfavoritkan sejumlah lembaga pendidikan mungkin hanya sebagian masyarakat,” beber Suwarjana.
Masih dianggap relevannya sistem zonasi ini mengingat adanya rencana pemerintah pusat yang akan menghilangkan sistem tersebut. Mesti demikian, Suwarjana mengaku akan tetap mengikuti jika wacana itu akan diputuskan nantinya.
“Kami meyakini, rencana itu tidak akan serta-merta diputuskan, tanpa ada solusi atau kebijakan lain sebagai pendukung. Yang pasti kami ingin dan berharap yang terbaik untuk dunia pendidikan kita kedepan,” pungkasnya. (say/yon)
