Klojen (malangkota.go.id) – Pemerintah Kota Malang mengapresiasi langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang yang menginisiasi aktivasi Kampoeng Heritage Kajoetangan sebagai Kawasan Inklusi Keuangan (KIK). Hal ini merupakan bentuk sinergisitas dan kolaborasi lintas sektor yang memiliki satu tujuan, yaitu untuk memajukan Kota Pendidikan ini.
Poin inilah yang disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erik Setyo Santoso saat hadir mewakili Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang dalam acara Aktivasi Kampoeng Heritage Kajoetangan sebagai Kawasan Inklusi Keuangan, Rabu (4/12/2024).
Disebutkan Sekda Erik bahwa ini merupakan bukti sinergi hexahelix. “Jika sebelumnya kami mengusung pentahelix, maka dengan sinergi teman-teman perbankan menjadi pentahelix. Inilah salah satu wujud konkretnya. Kayutangan ini menjadi success story keberhasilan sinergi peran serta masyarakat dan pemerintah,” bebernya.
“Terlebih inisiasi ini dilaksanakan di Kayutangan yang notabene memang sedang dan terus kami kembangkan. Kayutangan bukan hanya sekadar situs bersejarah, tetapi juga merupakan lokomotif yang sangat vital dalam pengembangan sektor usaha dan pariwisata di Kota Malang,” terangnya lagi.
Sekda Kota Malang mengatakan bahwa dengan identitasnya yang kuat sebagai pusat aktivitas ekonomi kreatif, Kayutangan telah berhasil menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Menurutnya hal ini membuktikan bahwa sinergi antara budaya, pariwisata, dan sektor keuangan mampu menciptakan ekosistem yang berdaya saing.
“Oleh karena itu, upaya untuk menjadikan kawasan Kayutangan sebagai Kawasan Inklusi Keuangan sangatlah strategis. Dengan mengintegrasikan literasi keuangan, kemudahan akses layanan keuangan, dan pemberdayaan UMKM, kita dapat meningkatkan potensi ekonomi masyarakat sekaligus memperkuat posisi Kota Malang sebagai pusat ekonomi kreatif,” jelasnya lebih lanjut.
OJK Malang, disebutkan Erik telah memainkan peran penting melalui program inklusi ini. Harapannya, program ini tidak hanya mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan keuangan, tetapi juga mendorong pelaku usaha untuk lebih inovatif dan adaptif terhadap perkembangan zaman, khususnya dalam memanfaatkan teknologi digital.
“Saya mengajak semua pihak, mulai dari pelaku usaha, komunitas kreatif, hingga lembaga keuangan, untuk terus berkolaborasi. Mari kita jadikan Kayutangan sebagai percontohan kawasan inklusi keuangan yang berbasis budaya dan pariwisata. Dengan langkah ini, kita tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga mengangkat nama Kota Malang sebagai destinasi unggulan di tingkat nasional dan internasional,” ajaknya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala OJK Malang Biger Adzanna Magribi mengatakan ada lima industri jasa keuangan yang mendukung penuh KIK Kawasan Kajoetangan Heritage, yakni BRI, Bank Jatim, BNI, BCA dan Bank Mandiri.
”Ini menunjukkan pengejawantahan sinergi pemerintah, OJK dan perbankan. Di sinilah perwujudan peran nyata Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD),” kata Biger.
Sebelumnya, pada bulan November 2023 lalu, OJK telah meluncurkan KIK Kawasan Kajoetangan Heritage sebagai Kawasan Inklusi Keuangan saat puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023.
Biger pun menyebutkan bahwa aktivasi KIK di Kayutangan ini tidak akan berhenti di sini saja, justru ini menjadi garis awal baru. “Mari bersama kita memajukan KIK Kajoetangan Heritage,” ajaknya. (cah/yn)